REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah mantan elite KPK 'tergoda' untuk ikut berpolitik. Ada yang ikut pilkada, tim sukses pasangan calon pilkada, caleg, atau hanya sekadar bergabung dengan partai politik.
Yang terbaru adalah mantan komisioner KPK, Johan Budi, yang sekarang menjadi staf khusus presiden bidang komunikasi. Namanya didaftarkan oleh PDI Perjuangan (PDIP) untuk menjadi caleg pada Pemilu 2019 ke KPU, Selasa (17/7). Berdasarkan catatan Republika.co.id, sebelum Johan, sudah ada mantan elite KPK yang ikut berpolitik. Berikut di antaranya:
*Antasari Azhar
Antasari Azhar merupakan ketua KPK periode 2007-2009. Dia pernah tersangkut kasus hukum pembunuhan pada 2009 lalu dan sempat menjalani hukuman hingga bebas bersyarat 2017 lalu. Tak lama setelah menjalani bebas bersyarat, Antasari menyatakan ikut berpolitik dengan bergabung dengan PDIP. Namun, hingga sekarang nama Antasari jarang terdengar dalam dunia perpolitikan tanah air.
*Abraham Samad
Abraham Samad merupakan ketua KPK periode 2011-2015. Dia tidak menuntaskan masa jabatannya sampai akhir karena sempat tersangkut kasus pemalsuan identitas. Namun, kasusnya tak sampai berujung ke pengadilan. Pada tahun politik 2018, Abraham Samad kerap melontarkan pernyataan bahwa dia siap jika ditawari sebagai cawapres Jokowi. Dan, Abraham Samad pernah menemui Ketua Partai Nasdem dan membahas masalah ini.
*Bambang Widjojanto
Wakil Ketua KPK 2011-2015 ini juga pernah tersangkut kasus. Sehingga, dia tak menuntaskan masa kerjanya di KPK. Kasus yang menimpanya adalah kasus dugaan keterangan palsu sidang pilkada di MK. Namun, tak sampai dipenjara. Pada Pilkada DKI 2017 lalu, Anies masuk menjadi tim sukses Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
*Adnan Pandu Pradja
Wakil Ketua KPK 2011-2015 ini menuntaskan masa kerjanya di KPK. Sama seperti Bambang Widjojanto, Adnan juga masuk bergabung sebagai tim sukses Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilkada DKI 2017 lalu.
*Johan Budi SP
Johan Budi terkenal sebagai juru bicara KPK sebelum dia menjadi wakil ketua KPK dengan masa kerja yang tidak sampai satu tahun pada 2015 lalu. Usai mengabdikan diri di KPK, Johan diangkat sebagai staf khusus presiden bidang komunikasi. Pada 17 Juli 2018 ini, nama Johan didaftarkan sebagai caleg oleh PDIP ke KPU. Namun, belum diketahui alasan Johan ikut menjadi caleg pada Pemilu 2019 mendatang.
*Dedie A Rahim
Jabatan Dedie terakhir adalah Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sam antar Komisi dan Instansi (PJKAKI) pada 2017 lalu. Dia menyatakan mundur dari jabatan itu untuk mengikuti Pilkada Kota Bogor 2018. Dia menjadi calon wakil wali kota mendamping Bima Arya sebagai calon wali kota pejawat. Beruntung, pada konstestasi itu, pasangan itu berhasil menang.