Senin 16 Jul 2018 21:00 WIB

Pengamat: Aher Kader PKS Paling Ideal untuk Jadi Cawapres

Aher dinilai sudah membuktikan kualitasnya dalam memimpin Jawa Barat dua periode.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Bayu Hermawan
Dr H Ahmad Heryawan Lc
Foto: Istimewa
Dr H Ahmad Heryawan Lc

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai, Ahmad Heryawan (Aher) merupakan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) paling ideal untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres), mendampingi Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019. Aher telah membuktikan kemampuannya dalam memimpin Provinsi Jawa Barat selama dua periode.

Emrus juga melihat, pembangunan di Jawa Barat sudah dilakukan dengan baik. Meski sempat tidak diperhitungkan pada awal pencalonannya, Aher dapat membuktikan popularitasnya pada pemilihan di periode kedua. "Artinya, respon publik terhadap Aher pada periode kedua bagus, tingkat kepuasan mereka meningkat," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (16/7).

Selain itu, lumbung suara terbesar Indonesia yang berada di Jawa Barat akan memberikan pengaruh besar pada elektabilitas Prabowo kelak. Sejauh ini, diketahui bahwa Prabowo masih mempunyai elektabilitas lebih rendah dibandingkan calon presiden (capres) pejawat, Joko Widodo (Jokowi). Berpasangan dengan Aher diprediksi mampu menunjang nama Aher dalam kontestasi.

Alasan berikutnya, Aher adalah kader dari PKS, partai yang selama ini sudah menunjukkan kesetiaan dan komitmennya terhadap Gerindra. Terlebih, Aher merupakan tokoh militan yang setia di PKS. "Beliau juga memajukan PKS dengan segala karyanya. Sejatinya, PKS mengedepankan Aher dibanding mengusung Anies Baswedan," ucap Emrus.

Emrus menilai, Anies belum menunjukkan hasil kinerjanya secara signifikan sebagai gubernur Jakarta. Di samping itu, Anies bukanlah kader PKS. Emrus pesimistis, jika Gerindra memilih di luar PKS, negosiasi komunikasi politik akan berjalan dengan membutuhkan energi lebih banyak. "Dibutuhkan kompromi politik yang alot. Sebab, politik itu kan berbicara tentang saya berbuat apa dan dapat apa," ujar Emrus.

Aher merupakan satu dari sembilan nama kader yang diajukan PKS sebagai syarat koalisi dengan Gerindra. Selain Aher, ada Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Sohibul Iman, Salim Segaf Al-Jufri, Tifatul Sembiring, Muzzammil Yusuf, dan Mardani Ali Sera.

Baca juga: PKS Minta Anies Fokus Jadi Gubernur DKI daripada Cawapres

Sebelumnya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman, menepis wacana pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Anie Baswedan, sebagai cawapres pada Pilpres 2019 mendatang. PKS meminta Anies tetap fokus sebagai gubernur sampai masa jabatannya selesai. Pada Sabtu (14/7), Anies bertemu dengan Sohibul di Kantor DPP PKS, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan. Pertemuan itu berlangsung sekitar satu setengah jam.

Menurut Sohibul, selain bersilaturahim, pertemuan itu juga membahas tentang perkembangan kinerja Anies di DKI Jakarta. "Memang beliau rutin melakukan update progress di DKI. Tapi saya tadi juga memulai bertanya tentang masalah sikap beliau (soal isu cawapres). Saya bilang 'Pak Anies, nih kan nama Anda ya cukup berkibar di media," jelas Sohibul, Sabtu malam.

Dia melanjutkan, Anies menyampaikan dua poin jawaban. Pertama, Anies dengan tegas menyampaikan bahwa telah diusung oleh PKS dan Gerindra sebagai gubernur.

Karena itu, terkait sikap mengenai isu capres atau cawapres, diserahkan sepenuhnya kepada Gerindra. Kedua, kata Sohibul, Anies sempat mengingatkan tugas menjadi gubernur selama lima tahun.

"Tetapi tentu semua berpulang ke parpol pengusung. Berangkat dari statement kedua yang disampaikan, PKS berkeinginan agar Pak Anies bisa menjalankan tugasnya dengan baik sampai masa jabatannya selesai. Karena itu, saya kira Pak Anies harus lebih fokus di DKI," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement