Senin 16 Jul 2018 06:42 WIB

Puluhan Negara Meriahkan Surabaya Cross Culture

Festival Surabaya Cross Culture International mengangkat tema Folk Art.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: Nyoman Budhiana/Antara
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ratusan peserta dari berbagai mancanegara dan beberapa kota di Indonesia turut meramaikan festival Surabaya Cross Culture International bertema Folk Art, yang digelar di sepanjang Jalan Tunjungan, Surabaya, Ahad (15/7). Mereka menampilkan atraksi budaya dibalut kostum yang menjadi ciri khas masing-masing negara dan kota.

Sejak pagi, satu per satu peserta memulai unjuk kebolehan dengan menampilkan berbagai macam atraksi budaya dan tarian tradisional dengan diiringan musik. Diawali dari negara Uzbekistan, Rusia, New Zealand, Kota Singkawang, Bulgaria, Jerman, Banjarmasin, Polandia, Rumania, dan negara serta kota lainnya, membuat pembukaan event tahunan tersebut terasa lebih meriah.

Selama acara berlangsung, tampak warga Surabaya terhibur ketika menyaksikan secara langsung budaya tari dan musik dari masing-negara dan kota. Wajah sumringah juga ditampilkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang turut memberi semangat kepada peserta yang tampil.

Risma berpendapat, meriahnya acara Surabaya Cross Culture tahun ini, yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya membuktikan Kota Pahlawan sudah aman. Meskipun beberapa waktu sebelumnya, Surabaya sempat diguncang peristiwa ledakan bom di beberapa tempat ibadah, dan Mapolrestabes Surabaya.

“Ini menunjukkan Surabaya sudah aman dan ke depan saya yakin jumlah peserta yang ikut semakin banyak,” ujar wali kota perempuan pertama di Surabaya tersebut, saat menjamu para tamu mancanegara di lobby balai kota lantai 2, Ahad (15/7).

Meningkatnya jumlah peserta, lanjut Risma, juga tidak lepas dari persiapan yang lebih baik dibandingkan tahun kemarin. Persiapan yang matang ini juga diyakininua akan mampu menarik sekaligus meningkatkan jumlah wisata mancanegara untuk datang ke Surabaya. “Kalau semakin banyak itu semakin bagus karena Surabaya akan menjadi kota wisata,” ujar Risma. 

Perempuan kelahiran Kediri ini menambahkan, warga Surabaya sudah mengerti posisi kotanya yang telah menjadi destinasi wisata sekaligus sebagai wadah pertukaran ilmu pengetahuan dan budaya. Menurutnya itu dibuktikan dengan keramahan warga Surabaya saat menerima tamu-tamu dari negara lainnya. 

Acara tahunan ini mendapat respon positif dari Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mei. Dia mengatakan, festival lintas budaya di Surabaya sangat luar biasa. Bahkan wali kota kelahiran Singkawang tersebut ingin menyelenggarakan acara serupa dalam upaya memperkenalkan budaya singkawang kepada wisata mancanegara.

“Suatu saat kami juga akan melakukan acara semacam ini dengan mengundang negara lain untuk menambah wawasan baik bagi warganya maupun tamu mancanegara, tentang budaya lokal yang ada disana,” ujar dia.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti menjelaskan, tahun ini, terdapat 10 negara yang mengikuti acara tahunan ini. Diantaranya Cina, Korea Selatan, Polandia, Mexico, Rumania, Russia, Bulgaria, Jerman, New Zealand dan Uzbekistan. Sedangkan tamu dalam negeri berasal dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Kota Singkawang dan Kota Banjarmasin.

“Tamu spesial berasal dari Uzbekistan karena pesertanya anak-anak yang

berhasil menjuarai seni budaya tingkat dunia,” kata Antiek. 

Antiek menjelaskan, acara pembukaan yang dilakukan di Jalan Tunjungan pada Ahad (15/7) ini dihadiri 300 peserta. Masing-masing terdiri dari 210 peserta berasal dari luar negeri, dan 90 peserta dari dalam negeri. Saat pembukaan, seluruh peserta lintas budaya yang berasal dari dalam dan luar negeri memparadekan sekaligus mempromosikan budaya mereka.

Selain tarian, kata Antiek, acara lain yang juga akan disuguhkan antara lain visit culture ke tempat sejarah. Kemudian workshop untuk memperkenalkan seni dan budaya kepada masyarakat Surabaya, dan city tour dengan menanam pohon serta bakar ikan di THP Kenjeran kuga akan memeriahkan acara yang rencananya digelar selama tiga hari tersebut.

Menurut Antiek, melalui acara ini Surabaya ingin menunjukkan kepada kota, maupun negara lain, bahwa Kota Pahlawan dapat dijadikan sebagai daya tarik pariwisata melalui pertunjukan seni. “Tidak hanya itu, melalui acara ini, pertumbuhan ekonomi juga bisa meningkat,” ujar mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement