Sabtu 14 Jul 2018 20:21 WIB

Jalan Kaliurang Ditutup Setelah Warga Dengar Suara Tembakan

Suara rentetan tembakan terdengar pada Sabtu (14/7) sore sekitar 17.50 WIB.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andri Saubani
Suasana kilometer 9 Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman, DIY, Sabtu (14/7) sore.  Sampai Sabtu malam, belum ada pernyataan apa-apa dari Polsek, Polres maupun Polda DIY.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Suasana kilometer 9 Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman, DIY, Sabtu (14/7) sore. Sampai Sabtu malam, belum ada pernyataan apa-apa dari Polsek, Polres maupun Polda DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Jalan Kaliurang sekitar KM 9,5 seketika dipenuhi masyarakat. Itu terjadi usai terdengar suara sejumlah tembakan terdengar pada Sabtu (14/7) sore sekitar 17.50 tersebut.

Sejumlah garis Polisi sudah terlihat sejak Pom Bensin Ngaglik yang berada tepat di pinggir Jalan Kaliurang. Garis Polisi turut dipasang beberapa ratus meter ke bawah, atau di depan Polsek Ngaglik, atau seberang Gudeg Mbarek.

Sejak suara-suara tembakan terdengar pada Sabtu sore, polisi terus berdatangan ke lokasi yang ada di sekitar Alfamart KM 9,5. Walau sempat menonton, warga yang sempat berada sekitar lokasi diminta menjauh dan ke luar dari garis Polisi.

Akibatnya, kemacetan terjadi di dua arah baik yang menuju atas maupun bawah. Bahkan, masyarakat sekitar yang telah mengabadikan momen tersebut diminta menghapus foto-foto yang telah mereka ambil terkait kejadian tersebut.

Sayangnya, sampai Sabtu malam, belum ada pihak berwajib baik dari Polsek, Polres maupun Polda DIY yang memberi keterangan atas kejadian itu. Sedangkan seluruh kendaraan yang melintas sudah dialihkan ke jalur-jalur lain.

Kepala Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, DIY, Herjuno Wiwoho, mengaku sempat melihat dua orang tergeletak di jalan. Itu dilihat usai mendengar kabar ada penangkapan yang terjadi di sekitar kilometer 9.

"Ya mas, dua mas," kata Herjuno ketika dikonfirmasi awak media melalui telepon pada Sabtu (14/7) malam.

Namun, ia mengaku belum mendapat laporan lengkap dari polisi soal kejadian tersebut. Tapi, info awal yang baru saja didapatkan, kejadian itu merupakan perampokan biasa yang menimpa minimarket Alfamart.

Selain itu, ia turut melihat sejumlah petugas Densus 88 dan Polisi yang menggunakan pakaian preman. Herjuno melihat pula aparat-aparat yang ada di lokasi membawa senjata laras panjang.

"Densus sama (Polisi pakaian) preman mas,"  ujar Herjuno.

Sampai Sabtu malam, belum ada satu pun pihak berwenang yang mau memberi keterangan. Warga masih dirundung kebingungan sebab selain perampokan, beredar isu itu merupakan penangkapan teroris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement