Jumat 13 Jul 2018 21:51 WIB

PDIP: Kriteria Cawapres Pertimbangkan Aspek Kredibilitas

Basarah mengatakan pertimbangan cawapres tak hanya popularitas dan elektabilitas

Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah menyampaikan keterangan pers dalam peringatan wafat Taufik Kiemas ke-5 di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Jumat (8/6).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah menyampaikan keterangan pers dalam peringatan wafat Taufik Kiemas ke-5 di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Jumat (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan figur calon wakil presiden tidak bisa diukur hanya dari tingginya popularitas dan elektabilitas. Basarah mengatakan faktor kredibilitas, integritas dan kompetensi membantu presiden dalam mengelola negara serta pemerintahan, juga menjadi pertimbangan penting.

"Karena wapres adalah simbol pemerintahan negara, tidak bisa posisi ini diserahkan kepada figur yang belum memiliki pengalaman yang cukup untuk mengelola negara yang besar, kompleks dan luas permasalahannya," kata Basarah di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (13/7).

Basarah mengatakan meskipun dalam konteks pemilihan, faktor popularitas dan elektabilitas itu penting namun bukan satu-satunya parameter karena harus juga dilihat pengalaman, integritas dan kompetensi memimpin bangsa. Basarah menilai posisi wapres sangat strategis dalam sistem tata negara Indonesia karena sebagai kekuatan cadangan, artinya jika terjadi sesuatu atas jabatan presiden, maka menurut UUD 1945, wapres naik menjadi presiden.

Selain itu menurutnya, posisi wapres menjalankan fungsi delegasi karena, misalnya, apabila Presiden ke luar negeri maka wapres yang akan menangani tugas-tugas presiden. "Menurut saya tidak bisa posisi ini dalam kontak pencalonannya itu semata-mata diukur dari faktor elektabilitas dan popularitas, tapi harus juga dilihat dari faktor kredibilitasnya, integritas, kompetensinya, kemampuan mengelola negara yang begitu kompleks," ujarnya.

Menurut dia, dalam perspektif itu, semua pimpinan parpol mempertimbangkan kekuatan bangsa yang lebih besar daripada kepentingan kelompok ataupun golongan. Basarah meminta semua pihak meletakan kepentingan bangsa dan negara melalui mandat yang akan diberikan kepada presiden dan wapres yang akan dipilih oleh rakyat dengan figur yang memenuhi syarat sebagai pemimpin bangsa Indonesia.

"Saya bicara pada tataran kriteria dan konsep tentang seorang wapres yang diperlukan bagi kepentingam bangsa dan negara. Saya tidak masuk pada soal siapakah yang tidak memenuhi kriteria itu," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement