Jumat 13 Jul 2018 17:47 WIB

Waketum Hanura: Parpol Jangan Tekan Jokowi Soal Cawapres

Waketum Hanura I Gede Pasek meminta parpol ikhlas menyerahkan soal cawapres ke Jokowi

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Bayu Hermawan
I Gede Pasek Suardika.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
I Gede Pasek Suardika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua umum Partai Hanura, I Gede Pasek berharap semua partai politik (parpol) ikhlas menyerahkan pemilihan calon wakil presiden (cawapres) ke Jokowi. Menurutnya, hal itu membuktikan jika parpol tulus mendukung Jokowi.

Sejauh ini, Pasek memang tidak merasakan dampak dari tuntutan Golkar dan PKB terhadap koalisinya. Tapi, ia menganjurkan agar semua partai tidak memberi tekanan apalagi ancaman kepada siapapun, termasuk Jokowi. "Sebab, kesannya enggak baik dilihat rakyat," ujarnya kepada Republika.co.id, Jumat (13/7).

 

Mengancam sampai membuat skenario baru membentu pasangan capres-cawapres bukanlah sifat politikus yang profesional bagi Pasek. Masyarakat juga akan menilai parpol atau pihak tersebut memiliki ambisius terlampau tinggi dan hanya mementingkan kelompok sendiri. Image ini cenderung melekat untuk jangka panjang.

 

Menurut Pasek, apabila sebuah partai telah memberikan komitmennya terhadap koalisi, sudah sepatutnya mereka setiap terhadap janji. Sikap ini tidak hanya berdampak positif pada satu pihak saja melainkan demi satu koalisi. "Komitmen juga membantu berjalannya semua program nasional yang dijalankan Jokowi selama ini sampai nanti Pilpres," ujarnya.

 

Tapi, tekanan dari partai lain yang menyodorkan cawapres tidak akan berpengaruh besar terhadap Jokowi. Pasek menilai, mantan wali kota Solo tersebut adalah figur yang kebal terhadap tekanan, termasuk ancaman terkait cawapres.

 

Pasek memastikan, Hanura tetap berada dalam posisi mendukung Jokowi dan sekaligus menyerahkan pada Jokowi untuk mencari pendampingnya. Hanura lebih menekankan pada program untuk membangun Nusantara dan manfaat kepada rakyat dibanding dengan mengurus kepentingan sesaat kelompok. Pasek mengajak kepada semua partai koalisi untuk memberi kebebasan pada Jokowi untuk memilih cawapresnya dari mana pun mereka berasal.

"Yang penting, cocok. Jangan dibuat kawin paksa, nanti hasilnya tidak baik," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement