REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut partainya hingga saat ini tetap konsisten mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden di Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Hal itu disampaikan Airlangga setelah munculnya spekulasi Golkar membelot dari koalisi Jokowi menyusul pertemuan dirinya dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Posisi Partai Golkar itu sudah final, sudah diputus dalam Rapimnas dan Munas dan bahkan Partai Golkar yang paling awal mendukung Pak Jokowi. Jadi tentunya jalan dan langkah Golkar itu selalu jelas," ungkap Airlangga di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/7).
Lagipula, Airlangga mengatakan tak mudah bagi Golkar untuk mengubah sikap politiknya tersebut lantaran diputuskan melalui mekanisme forum resmi di Partai Golkar.
"Kita kan nggak bisa berpaling begitu saja. Ada mekanisme yang dibuat dan dibentuk dan di awal kita pada saat kita mendukung pak presiden kan tanpa pamrih," ungkap Airlangga.
Ia juga sekaligus menjawab kemungkinan Golkar akan berpaling dari poros Jokowi jika cawapresnya bukan dari Golkar. "Kita sudah mendukung di awal dan tidak ada yang kami prasyaratkan dengan Bapak Presiden tetapi kami sudah bekerja untuk mendukung program Pemerintah Pak Jokowi termasuk berbagai program pemerintah," katanya.
Adapun Airlangga menjelaskan pertemuan dengan SBY adalah silaturahmi biasa antara pimpinan partai politik untuk membangun komunikasi terkait Pilpres. Menurutnya, komunikasi dengan partai lain di luar koalisi penting mengingat masih ada partai yang belum menentukan sikapnya di Pilpres.
"Koalisi yang mendukung Bapak Presiden kan beberapa sudah jelas dan ada yang masih memperhitungkan untuk berkoalisi dengan Pak Presiden. Komunikasi itu dibangun agar nanti tidak terjadi missinterpretasi atau misskomunikasi antara koalisi pendukung presiden dan tentu bagi koalisi partai pendukung presiden lebih banyak lebih baik," ujar Airlangga.
Sementara SBY kata Airlangga, menjanjikan adanya beberapa opsi antara bergabung dengan poros Jokowi maupun poros lain. "Tentu beliau menjanjikan juga, masih terbuka opsi untuk bergabung dan ada opsi lain juga yang dipersiapkan. Jadi masih terbuka," kata Menteri Perindustrian tersebut.