REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem Taufiqulhadi menilai sebaiknya calon wakil presidem yang akan mendampingi Joko Widodo bukan dari partai politik. Hal ini kata Taufiqulhadi untuk menjaga soliditas koalisi di poros Jokowi
"Itu lebih baik untuk menjaga soliditas koalisi. Saya berharap parpol tidak perlu memasukkan kadernya menjadi cawapres. Itu lebih baik dan akan membangun sebuah situasi yang mendukung kebersamaan," ujar Taufiqulhadi di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/7).
Menurutnya, dengan dipilihnya cawapres non partai politik, tidak akan ada partai politik yang merasa mengambil keuntungan dalam situasi tertentu. "Saya berpikir, jangan ada hasrat berlebihan menempatkan kader menjadi wakil dari parpol untuk menjadi cawapres," ujar Taufiqulhadi.
Terkait coattail efect (bagaimana sosok yang diusung di Pilpres bisa mendongkrak perolehan suara pada parpol pemilihan anggota legislatif) yang menjadi perhitugan partai dalam memutuskan koalisi, anggota Komisi III DPR itu meyakini, tanpa cawapres dari parpol juga tidak akan menghilangkan suara parpol di Pileg.
"Kita berusaha bersama-sama. Tidak hanya ada satu jalan menuju Roma. Bukan hanya melalui coattail effect saja. Tapi ada hal-hal yang lain, kinerja partai, caleg dan sebagainya. Inilah yang harus dilakukan," ungkap dia.
"Sudahlah kalau Pak Jokowi kalau anda merasa ada yang paling dekat, boleh. Nasdem merasa lebih dekat dengan Pak Jokowi ya boleh, partai lain ada yang merasa lebih dekat ya boleh. Tetapi untuk cawapres, sudahlah. berikan kesempatan kepada pak Jokowi untuk memilih kemudian kita dukung bersama-sama," katanya.