REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menegaskan, pemerintah berkomitmen akan mengangkat 100 ribu guru honorer menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Oleh karena itu, wakil presiden meminta kepada seluruh calon guru maupun guru honorer di Indonesia untuk bersiap mengikuti tes pengangkatan calon PNS.
"Tahun ini kita mengangkat 100 ribu guru, maka calon guru maupun guru honorer siap-siap ikut ujian lagi, karena untuk menjadi guru tidak bisa diterima begitu saja," ujar Jusuf Kalla dalam pidatonya di Gedung PGRI, Selasa (10/7).
Jusuf Kalla menjelaskan, mekanisme pengangkatan guru tersebut tetap harus mengikuti proses sesuai aturan yang berlaku. Sebab, seluruh sekolah di Indonesia membutuhkan tenaga pengajar yang mempunyai kompetensi.
"Guru berbeda dengan pegawai kantor, karena pegawai kantor sudah ada lengkap komputer, jadi tidak perlu uji kompetensi lagi," kata Jusuf Kalla.
Adapun Jusuf Kalla mengkalkulasikan, terdapat sekitar tiga persen guru yang pensiun setiap tahun di Indonesia. Jumlah tersebut setara dengan 60 ribu guru. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk mengangkat 60 ribu guru untuk menggantikan jumlah guru yang pensiun tersebut.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengusulkan mengangkat 100 ribu guru honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada 2018. Kendati demikian, hal itu tergantung dengan kebijakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB).
Kemendikbud telah menyerahkan data kekurangan guru di seluruh Indonesia kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB). Adapun data guru yang diserahkan yaitu sebanyak 730 ribu guru, mencakup guru level TK hingga SMA dan SLB.