Ahad 08 Jul 2018 00:47 WIB

Risma: Surabaya Layak Jadi Tempat Investasi Internasional

Surabaya aman dan nyaman untuk investasi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Tri Rismaharini
Foto: dok. Republika
Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meyakinkan kota yang dipimpinnya layak menjadi tempat investasi internasional. Buktinya, saat ini sudah banyak investor luar negeri yang menanamkan investasinya di Kota Pahlawan ini. Bahkan yang terbaru, salah satu perusahaan terkemuka di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Budget Petroleum melalui PT Arvada Investasi menanamkan investasinya di Kota Surabaya senilai Rp 2,1 triliun.

"Dana investasi itu digunakan untuk membeli tiga tower apartemen yang dibangun oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) Properti Tbk," kata Risma di Surabaya, Sabtu (7/7).

Risma menjelaskan, tiga tower apartemen itu tersebar di Surabaya Barat, yakni Grand Sungkono Lagoon, Surabaya Pusat, yaitu Grand Shamaya, dan di Surabaya Timur, yakni di Grand Dharmahusada Lagoon. Tiap satu tower apartemen rata-rata terdiri dari 400 unit kamar yang harga per unitnya lebih dari Rp 500 juta.

“Kehadiran investor asing (Dubai) ke Surabaya ini menjadi bukti bahwa Surabaya aman dan nyaman untuk investasi. Peluang investasi internasional ini akan sangat membantu dalam meningkatkan pendapatan daerah sekaligus membuka peluang bagi warga Kota Surabaya dalam kesempatan bekerja,” ujar Risma

Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu menjelaskan, selama ini kebanyakan investasi hanya dilakukan oleh investor lokal maupun nasional. Makanya, dengan adanya investor asing ini diharapkan akan semakin menarik perhatian investor asing lainnya untuk menanamkan dananya di Kota Pahlawan.

Risma juga meyakinkan, bisnis properti di Kota Surabaya lebih menarik dibanding kota-kota lainnya di Indonesia. Hal ini ditandai dengan kenaikan harga properti yang semakin tinggi dibanding dengan DKI Jakarta. Kenaikan harga properti di Surabaya ini meningkat tajam setelah Pemkot Surabaya gencar membangun jalan-jalan baru, seperti jalur lingkar luar barat (JLLB) dan jalur lingkar luar timur (JLLT).

“Selama saya menjabat, saya sudah membangun sepanjang 250 kilometer  jalan baru. Genangan air tiap tahun juga terus mengalami penurunan hingga sekarang hanya 3 persen,” kata Risma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement