Jumat 06 Jul 2018 10:44 WIB

Risma Tambah Alat Pengurusan KTP-El

Penambahan alat tersebut dimaksudkan untuk mengatasi antrean.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah petugas melayani seorang warga saat pembuatan e-KTP.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Sejumlah petugas melayani seorang warga saat pembuatan e-KTP.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berencana menambah alat perekaman dan pencetakan KTP-el. Penambahan alat tersebut dimaksudkan untuk mengatasi antrean. Apalagi jumlah warga Surabaya yang melakukan perekaman maupun pencetakan e-KTP terus meningkat.

Risma telah melakukan pemantauan langsung di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Risma juga mengaku telah melakukan kunjungan ke Kantor Dispendukcapil guna mengetahui langsung berbagai kendala yang dihadapi dalam pengurusan KTP-el.

"Memang kemudian kan tak evaluasi semuanya. Memang yang pertama alat kita terbatas, ini kita ngambil beberapa dari kecamatan, sambil nanti kita lakukan pengadaan sendiri untuk finger dan iris mata. Kita juga akan adakan untuk printer," kata Risma di Surabaya, Jumat (6/7).

Selain keterbatasan alat, menurutnya yang menyebabkan meningkatnya volume antrian di Kantor Dispendukcapil, adalah proses validasi data. Proses tersebut memang harus dilakukan untuk mencocokan data dengan pemerintah pusat agar diketahui data warga tersebut tidak dalam kondisi ganda.

“Sehingga kan kalau dobel (ganda) itu pasti susah untuk ngeluarin-nya (KTP-el). Buktinya kalau yang ndak ada masalah, lancar,” ujar Risma.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini ini pun berjanji akan terus berupaya agar poses perekaman hingga pencetakan KTP-el warga Kota Surabaya ini bisa lebih dipercepat. “Kita juga sudah kirim surat ke Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) untuk short cardnya, Insya allah, nanti kita akan lebih cepat, kita akan nambah lima unit (alat KTP-el)," kata Risma.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya Suharto Wardoyo mengatakan, meningkatnya jumlah volume antrian warga untuk menggurus KTP-el di Dispendukcapil, disebabkan beberapa faktor. Seperti kurangnya alat pencetak KTP-el, dan semakin bertambahnya warga yang memasuki usia 17 tahun.

Selain itu, adanya data ganda kependudukan juga menjadikan faktor meningkatnya volume antrian. Karena, lanjut ia, warga harus datang untuk melakukan perekaman ulang di Kantor Dispendukcapil.

“Perekaman KTP-el rata-rata per hari mencapai 488. Jadi cukup banyak, karena masa libur sekolah. Banyak juga yang baru berusia 17 tahun melakukan perekaman KTP-el,” ujar Suharto Wardoyo.

Menurut dia, dari 18 kecamatan yang memiliki alat cetak KTP-el, beberapa diantaranya mengalami kerusakan. Sehingga, harus dilakukan perbaikan dari Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Hal ini juga menjadi salah satu faktor meningkatnya jumlahnya antrian warga menggurus KTP-el di Kantor Dispendukcapil.

Dia menambahkan, saat ini pihaknya harus menuntaskan sebanyak 39,547 ribu KTP-el yang siap cetak. Pihaknya berupaya agar proses perekaman dan pencetakan KTP-el bisa lebih dipercepat. Selain akan melakukan penambahan alat, pihaknya juga telah menerapkan tiga shift kerja untuk mempercepat proses pencetakan KTP-el tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement