Selasa 03 Jul 2018 03:59 WIB

Jokowi Instruksikan Sandiaga Uji Coba Bus Listrik

Wagub DKI mengaku mendapat instruksi dari Presiden untuk mengujicoba bus listrik.

Rep: Sri Handayani/ Red: Bayu Hermawan
Sandiaga Uno
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Sandiaga Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengaku mendapatkan instruksi langsung dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk mengujicoba beberapa bus listrik. Hal ini akan mulai direalisasikan dalam beberapa bulan mendatang.

"Kebetulan kemarin juga saya dapat instruksi dari Pak Presiden langsung untuk Transjakarta mengujicobakan beberapa bus listrik yang rencananya dalam 1 hingga 2 bulan ini kita akan lihat wujud realisasinya dalam konsep uji coba," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (2/7).

Penggunaan bus listrik merupakan bagian dari kesepatakan negara-negara yang bergabung dalam C40. Organisasi ini terdiri dari 90 negara yang berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca untuk mengatasi perubahan iklim. Dalam pertemuan negara-negara C40 pada 2017 yang bertempat di Indonesia, terdapat 12 kota di dunia yang berkomitmen hanya menggunakan bus listrik untuk menurunkan kadar emisi.

Hal ini dibahas kembali dalam pertemuan negara-negara C40 di New York, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. Sandiaga yang mengikuti pertemuan itu mengatakan, salah satu materi yang dibicarakan berkaitan dengan pembiayaan subsektor transportasi, yaitu bus listrik.

Politikus Partai Gerindra itu menceritakan, saat ini kota terdepan dalam penyediaan bus listrik adalah Los Angeles, Amerika Serikat. Kendati demikian, kota-kota yang telah menyatakan komitmen pada 2017 mengaku masih mengalami beberapa kendala.

"Nah (untuk mewujudkan) komitmen-komitmen tersebut, banyak kota yang belum bisa menjalankannya karena terkendala dengan stasiun pengisian, teknologi, dan juga kesediaan armada untuk penyiapan bus listrik tersebut," ujar Sandiaga.

Sandiaga melanjutkan, Jakarta berpeluang melakukan pilot test dengan memberlakukan bus listrik di beberapa rute. Hal ini juga dilakukan oleh Pemerintah Kota New York. Karena terkendala biaya, pemerintah hanya menggunakan bus listrik untuk satu rute.

Menurut Sandiaga, peluang ini cukup memungkinkan. Berdasarkan rencana pengembangan sistem transportasi yang ada, pemerintah berkomitmen untuk menyediakan berbagai layanan, mulai dari bus rapid transit (BRT), mass rapid transit (MRT), hingga light rapid transit (LRT). Ketiga layanan ini berpeluang dikembangkan dengan sistem one karcis one trip (OK Otrip) yang digagas Pemprov DKI.

"Dengan kemajuan teknologi, kita berharap kesepakatan ini bisa kita dorong lagi," ucapnya.

Kesepakatan untuk hanya menggunakan bus listrik saja dicetuskan dalam Perjanjian Deklarasi Bus Bersih C40. Kebijakan ini diharapkan dapat mulai diterapkan pada 2025.  Inisiatif itu dicanangkan sejak tahun 2015. Resolusi tersebut diadopsi Wali Kota London, Paris, Los Angeles, Barcelona, Kopenhagen, Quito, Vancouver, Cape Town, Mexico City, Seattle, Milan, dan Auckland. Para pemimpin kota tersebut juga berjanji untuk mengambil langkah-langkah untuk menciptakan zona emisi nol yang signifikan di dalam kota mereka pada tahun 2030.

Menurut paparan hasil kunjungan kerja Wakil Gubernur DKI Jakarta ke Amerika Serikat, dalam pertemuan C40 bulan ini dibahas kerja sama teknis program antara DKI Jakarta dengan C40 dalam program Deadline 2020. Ini merupakan program yang dirancang beberapa Ibu Kota di dunia untuk berkolaborasi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement