Senin 02 Jul 2018 15:07 WIB

Pro Kontra Keluarga Soal Penghentian Pencarian Sinar Bangun

Ada keluarga yang telah mengikhlaskan dan ada yang ingin pencarian berlanjut.

Rep: Issha Harruma/ Red: Ani Nursalikah
Keluarga korban tenggelamnya KM Sinar Bangun menabur bunga di kawasan titik tenggelamnya kapal di Danau Toba, Sumatera Utara, Senin (2/7).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Keluarga korban tenggelamnya KM Sinar Bangun menabur bunga di kawasan titik tenggelamnya kapal di Danau Toba, Sumatera Utara, Senin (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SIMALUNGUN -- Pro dan kontra mengiringi keputusan penghentian proses pencarian dan evakuasi korban serta bangkai KM Sinar Bangun di Danau Toba. Meski begitu, tim SAR gabungan dan keluarga korban telah sepakat menghentikan.

Salah satu keluarga korban, Lasma mengaku ikhlas dengan keputusan itu. Sudah terlalu lama berada di dalam air membuat tubuh korban bisa lepas dan tidak utuh lagi jika diangkat. Dia pun telah merelakan putrinya jika tidak ditemukan hingga pencarian hari terakhir, Selasa (3/7) besok.

"Lebih baik ini dihentikan saja. Kami juga nggak tega lihat jasad anak kami kalau tidak utuh," kata Lasma, Senin (2/7).

Sri Santika mengaku sempat tidak setuju dengan rencana penghentian operasi itu. Apalagi, bangkai KM Sinar Bangun telah ditemukan di dasar danau bersama jasad para korban.

"Kalau ditanya pasti nggak setuju, maunya dicarilah lagi," kata Sri.

Sri merupakan salah satu korban selamat dalam insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun. Sri yang sedang berbadan dua kehilangan suaminya dalam kejadian tersebut.

"Saya tetap berharap suami dan teman teman saya bisa ditemukan," ujar dia.

photo
Keluarga korban tenggelamnya KM Sinar Bangun memanjatkan doa dalam prosesi tabur bunga di kawasan titik tenggelamnya kapal di Danau Toba, Sumatera Utara, Senin (2/7).

Proses pencarian serta evakuasi korban dan bangkai KM Sinar Bangun di Danau Toba akan dihentikan pada hari ke-16, Selasa (3/7). Sulitnya medan untuk melakukan evakuasi membuat proses tersebut dihentikan.

Proses pencarian dan evakuasi korban akhirnya dihentikan setelah diperpanjang tiga kali. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengangkat bangkai kapal yang diketahui berada di kedalaman 450 meter. Banyak korban yang juga ditemukan di sekitar bangkai kapal itu.

Prosesi tabur bunga akan dilakukan sebagai tanda keluarga telah mengikhlaskann korban. Selain itu, pemerintah juga akan membangun monumen untuk mengenang 164 korban yang masih hilang.

Hingga kini, hanya 21 orang yang dinyatakan selamat dalam insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun di danau Toba, Senin (18/6) petang. Sebanyak tiga penumpang ditemukan meninggal dan 164 orang lain masih hilang hingga kini.

Pemkab Simalungun menjanjikan bantuan sebesar Rp 2 juta per orang untuk ahli waris korban. Selain Pemkab, Kementerian Sosial juga memberikan bantuan Rp 15 juta dan juga dari Jasa Raharja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement