Ahad 01 Jul 2018 18:57 WIB

Uji Coba Kereta MRT Dimulai September

Pengoperasian komersil MRT ditargetkan dimulai Maret 2019.

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah pekerja melakukan perawatan rangkaian kereta MRT di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (26/4).
Foto: Republika/Akbar Nugroho Gumay
Sejumlah pekerja melakukan perawatan rangkaian kereta MRT di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT MRT Jakarta akan segera memulai uji coba pengoperasian kereta mulai September mendatang. Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Syabandar, mengatakan, sebelum uji coba tersebut timnya akan mengecek sistem persinyalan, telekomunikasi dan listrik di jalur utama MRT tahap pertama yang menghubungkan Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia.

"Ini tingkat teknologinya sangat tinggi sehingga membutuhkan banyak sekali pengetesan agar sistem bisa berfungsi. Contoh, kalau antara pintu kereta dengan platform screen door tidak sama, maka pintunya tidak akan terbuka," kata William, di lokasi proyek MRT, Ahad (1/7).

Pengoperasian perdana kereta cepat MRT secara komersil ditargetkan dapat dimulai pada Maret 2019. Saat ini, progres proyek kereta cepat tersebut telah mencapai 94 persen. William menyebut, selain persiapan uji coba kereta, pihaknya juga masih mengerjakan infrastruktur stasiun.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, usai meninjau depo MRT di Lebak Bulus pada Ahad (1/7), meminta PT MRT Jakarta untuk bersiap dengan pembangunan jalur kereta cepat tahap dua dengan rute Bundaran Hotel Indonesia-Kampung Bandan. Pembangunan jalur tersebut ditargetkan dapat dimulai pada Desember 2018.

Tak seperti pembangunan rute MRT pertama Lebak Bulus-Bundaran HI yang memakan waktu hingga lima tahun, Budi Karya meyakini pembangunan jalur Bundaran Hotel Indonesia-Kampung Bandan akan memakan waktu yang jauh lebih singkat. "Kan seperti orang belajar, MRT ini nanti kencang banget pergerakannya. Karena semuanya kita sudah tahu, tidak meraba-raba."

Setelah jalur selatan-utara tersambung, selanjutnya MRT akan membangun jalur timur-barat yang menghubungkan Ujung Menteng dengan Kembangan. Saat ini, Kementerian Perhubungan masih memfinalisasi detil desain serta pembebasan lahan untuk jalur tersebut.

Budi meminta PT MRT Jakarta memastikan penggunaan komponen lokal serta keterlibatan ahli dari dalam negeri lebih besar di pembangunan fase kedua. Sebab, di tahap pertama, pembangunan jalur MRT masih bergantung pada teknologi serta tenaga ahli dari Jepang.

Pada April lalu, PT MRT Jakarta telah mendatangkan dua rangkaian kereta yang dibuat di Jepang. Saat ini, kereta anyar tersebut berada di Depo Utama Lebak Bulus.

Selanjutnya, PT MRT Jakarta akan kembali mendatangkan empat rangkaian kereta yang masing-masing terdiri dari enam gerbong. Secara keseluruhan, perusahaan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu akan memiliki 16 rangkaian kereta.

Kereta-kereta MRT akan dioperasikan secara otomatis dari Operation Command Center (OCC) di Depo Lebak Bulus. Di depo itu juga terdapat fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kereta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement