Sabtu 30 Jun 2018 16:33 WIB

Waketum Gerindra Sebut Hasil Survei yang Kerap Meleset

Ia menyarankan lembaga survei agar libatkan partai.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agung Sasongko
Waketum Partai Gerindra Ferry Juliantono (kiri).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Waketum Partai Gerindra Ferry Juliantono (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Perolehan suara yang diraih oleh pasangan Sudrajat - Syaikhu di Jawa Barat dan Sudirman Said-Ida Fauziyah di Jawa Tengah pada pilkada 2018 ini mengejutkan banyak pihak lantaran hasil suara sementara yang diperoleh pasangan tersebut berbeda dengan hasil survei yang kerap dirilis oleh beberapa lembaga survei.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono pun menyoroti lembaga-lembaga survei yang memberikan hasil survei meleset. ia menganggap selisih hingga 20 persen lebih menurutnya tidaklah masuk akal.

"Kalau selisih cuma lima persen masih masuk akal, ini makin eror di luar kerangka cara berpikir metodologis. Ini bukan kesalahan metodologi. Kalau (kesalahan) metodologi dia berlaku sama (di sejumlah daerah)," kata Ferry di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (30/6).

Ia pun mencurigai adanya upaya penggiringan yang dilakukan oleh lembaga survei untuk memenangkan pasangan calon tertentu. Untuk menghindari dugaan tersebut, ia pun menyarankan lembaga survei untuk melibatkan partai bersama-sama dalam melakukan survei.

"Kalau enggak melibatkan partai-partai atau tak terbuka mengungkapkan siapa penyandang dana, nanti curiga. Apalagi kalau terdapat kesalahan yang sangat fatal," ujarnya.

Ferry mengklaim hasil survei yang dilakukan oleh Partai Gerindra lebih tepat ketimbang yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei. Hal itu dibuktikan dari hasil survei pada pemilu pilkada di Jakarta 2017 lalu tidak berbeda jauh dengan hasil perolehan akhir.

"Gerindra, PKS, PAN punya pengalaman pilkada Jakarta 2017 kita lebih benar, pilkada Jawa Barat, survei kami lebih benar. Survei internal kami kita buktikan di Jawa Barat, Jakarta, dan Jawa Tengah," katanya.

Untuk diketahui sejumlah lembaga survei kerap menempatkan pasangan Asyik di peringkat ketiga terpaut jauh dari pasangan Duo DM. Seperti survei yang dilakukan Indobarometer pada 7 -13 Juni 2018, Sudrajat - Syaikhu elektabilitasnya di angka 6,1 persen. Selain itu pada survei yang dilakukan SMRC pada 22 Mei - 1 Juni 2018, Sudrajat-Syaikhu juga memperoleh angka sekitar 7,9 persen.

Sementara itu LSI Denny JA melihat elektabilitas Sudrajat - Syaikhu di angka 8,2 persen pada survei yang dilakukan pada 7 - 14 Juni 2018. Dan Poltracking Indonesia pada survei yang dilakukan 18-22 Juni 2018 Sudrajat - Syaikhu memperoleh 10,7 persen jauh dibawah Ridwan Kamil - Uu Rhuzanul Umum yang berada di angka 42 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement