Sabtu 30 Jun 2018 16:19 WIB

Pilkada 2018 Jadi Peringatan untuk Partai Besar

Masyarkat sudah kritis dalam memilih kepala daerah

Rep: Ali Mansur/ Red: Agung Sasongko
Distribusi logistik pilkada (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Distribusi logistik pilkada (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Hasil hitung cepat atau quick count pemilihan kepala daerah (pilkada) 2018 oleh sejumlah lembaga survei cukup mengejutkan dua partai besar PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Dari 17 provinsi partai penguasa itu hanya menang di enam provinsi. Sementara Partai Gerindra hanya menang di tiga wilayah, yaitu di Kalimantan Timur, Sumatera Utara, dan Maluku.

Menurut Direktur Pusat Studi Sosial Politik Indonesia Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menyatakan hasil jeblok yang didapat oleh partai besar itu menjadi peringatan bagi mereka sendiri. Apalagi mereka juga saling bersaing di tingkat nasional, seperti pemilihan presiden (pilpres).

"Hasil pilkada ini mengejutkan, PDI Perjuangan dan Partai Gerindra yang merupakan partai besar harus tumbang. Ini harus jadi peringatkan menjelang Pilpres 2019 nanti," ujar Ubedilah, dalam diskusi bertajuk ‘Membaca Hasil Pilkada’ di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/6).

Ubedilah mengatakan, sebenarnya PDI Perjuangan dan Partai Gerindra adalah partai politik yang cukup kuat tapi tidak perkasa di Pilkada 2018 ini. Sebagai contoh di Jawa setidaknya ada 44 kontestasi, dan mereka hanya dapat 15. Kemudian kandidat dari partai (PDI Perjuangan) dan perorangan itu hanya selisih satu, ini menunjukkan masyarakat yang sudah kritis dalam memilih kepala daerah tidak lagi terlalu melihat partai politiknya.

"Hasil ini bisa juga mencerminkan kecerdasan elite politik tersebut dalam memilih kandidat yang ia usung. Tampak yang cerdas memilih pasangan calon kepala daerah itu malah partai menengah," tuturnya.

Justru, kata Badrun, hasil yang berbeda diraih oleh partai-partai menengah dan kecil. Pasangan yang mereka usung mayoritas meraih kemenangan di beberapa wilayah. Meski baru diketehaui dari hasil hitung cepat, Partai Nasdem meraih banyak kemenangan dalam pilkada tingkat provinsi, mereka mengklaim memenangi pilkada di 11 provinsi.

Kemudian disusul PAN yang diklaim memperoleh kemenangan di 10 provinsi, dan Hanura, sukses memenangkan 9 pasangan calon. PKS dan PPP memenangkan 7 pasangan calon. PKB dan Partai Demokrat masing-masing memenangkan 6 dan 5 pasangan calon. Hanya saja walaupun sukses memenangkan pilkada sejumlah wilayah, tidak berarti Partai Nasdem, PAN, atau Partai Hanura sukses menempatkan kadernya sebagai kepala daerah.

"Tapi juga harus dilihat berapa kader yang. menjadi pasangan calon dan berhasil menang. Jadi ini menjadi koreksi semuanya," tutur Ubedilah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement