Sabtu 30 Jun 2018 09:25 WIB

Pelaku Pariwisata Khawatirkan Erupsi Gunung Agung

Gunung Agung di Kabupaten Karangasem yang kembali erupsi.

Pengendara melintasi kawasan yang terpapar abu vulkanis Gunung Agung di Desa Pemuteran, Karangasem, Bali, Jumat (29/6).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Pengendara melintasi kawasan yang terpapar abu vulkanis Gunung Agung di Desa Pemuteran, Karangasem, Bali, Jumat (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pelaku pariwisata di Bali mengkhawatirkan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem yang kembali erupsi sejak mengalami peningkatan aktivitas vulkanik pada Kamis (28/6) malam. Apalagi, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sempat ditutup.

"Memang alam tidak bisa kita prediksi. Apalagi kita bergerak di sektor jasa pariwisata. Kalau kembali Gunung Agung erupsi (meletus) maka sektor pariwisata pasti terganggu," kata Manager Marketing Hotel Grand Inna Bali Beach Sanur Ari Sulistiari di Sanur, Kota Denpasar, Sabtu (30/6).

Menurut dia, transportasi penerbangan juga berpengaruh terhadap intensitas letusan yang dikeluarkan oleh gunung tertinggi di Pulau Dewata itu. "Pengaruh penerbangan itu katena jadwal pada Jumat (29/6) ada sejumlah wisatawan asing yang menginap di hotel tersebut yang akan melakukan check out secara perorangan, yang memesan lewat agen online," katanya.

Namun, pengaruh itu tidak terlalu ada untuk tamu rombongan dari Amerika dan Tiongkok masih menginap sampai ini. "Karena Bandara Ngurah Rai ditutup sementara, maka mereka masih memperpanjang menginapnya dengan biaya sendiri," katanya.

Bahkan, pihak hotel sudah mengajak pimpinan rombongan tamu dari Amerika yang menggelar pertemuan tersebut ke Bandara Ngurah Rai untuk melihat situasi. Ini untuk memastikan kondisi penerbangan.

"Memang sampai kemarin siang masih dinyatakan ditutup bandara tersebut. Dengan kondisi itu, maka rombongan wisatawan yang sedang mengadakan pertemuan itu memutuskan untuk memperpanjang dan mengisi libur dengan mendatangi sejumlah objek wisata," ujarnya.

Ari Sulistiari mengatakan dengan kondisi tersebut, rombongan wisatawan Amerika Serikat yang menempati kamar sebanyak 177 unit memutuskan untuk tetap menginap di hotel selama mereka masih belum bisa terbang. Mereka siap masih membayar secara personal.

"Ini adalah kejadian alam. Namun kalau wisatawan masih belum bisa kembali ke negaranya, mereka dengan terpaksa pasti harus tinggal di Bali dulu. Dari pihak kami nantinya pasti akan memberlakukan aturan sesuai dengan imbauan dari gubernur dan PHRI Bali, seperti memberangkatkan ke bandara terdekat, namun masih aman," ucapnya.

Terkait okupansi hotel saat ini, Ari Sulistiari mengatakan hunian hotel saat ini mencapai 95 persen, khususnya yang ada di menara/tower dari jumlah 245 kamar. "Okupansi hotel kami cukup bagus. Ada dua rombongan wisatawan asing, yakni Amerika dan Tiongkok. Mereka melakukan pertemuan saat ini," ujarnya. 

Baca Juga: Debu Vulkanik Gunung Agung tak Terdeteksi

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement