Jumat 29 Jun 2018 18:55 WIB

Sudirman Said Merasa Dirugikan Penyelenggara Pilkada

Salah satu kerugiannya kegagalan lelang yang menghambat sosialisasi ke masyarakat.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Calon Gubernur Jawa Tengah, Sudirman Said (kiri) melihat papan nama pemilih saat meninjau TPS 21 Desa Slatri, Brebes, Jawa Tengah, Rabu (27/6).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Calon Gubernur Jawa Tengah, Sudirman Said (kiri) melihat papan nama pemilih saat meninjau TPS 21 Desa Slatri, Brebes, Jawa Tengah, Rabu (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kubu Sudirman Said- Ida Fauziyah merasa dirugikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Tengah, dalam proses pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Tengah 2018 yang baru saja menyelesaikan tahap pemungutan suara. KPU Provinsi Jawa Tengah dinilai lamban dalam melaksanakan tugas dan fungsinya hingga dianggap merugikan pasangan cagub dan cawagub nomor urut 2 tersebut.

"Misalnya, KPU Provinsi Jawa Tengah lambat dalam menyediakan alat peraga kampanye," ungkap Sudirman Said, dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Jumat (29/6). Hal lain yang menurut Sudirman Said dianggap merugikan, adalah gagal lelang iklan kampanye di media massa. Hal ini membuat sosialisasi pasangan calon Sudirman Said-Ida Fauziyah kepada masyarakat Jawa Tengah menjadi tidak bisa maksimal.

Terlepas dari persoalan yang ada di lingkup KPU Provinsi Jawa Tengah, Sudirman bahkan mengungkap upaya-upaya yang menurutnya sangat tidak terpuji di balik proses kontestasi di Jawa Tengah ini. Seperti upaya fitnah dan berbagai tekanan yang harus dihadapinya menuju proses pilgub ini. Salah satu insiden yang menurutnya cukup memprihatinkan adalah fitnah yang dialami beberap orang tim pemenangannya, saat membawa uang untuk konsumsi para saksi.

Peristiwa tersebut terjadi dua hari jelang hari tenang pilgub Jawa Tengah 2018, tepatnya Kamis 21 Juni 2018 malam. Saat itu tim Sudirman Said yang membawa uang konsumsi untuk saksi dihadang sekelompok orang di jalan tol antara Jakarta-Semarang.

"Tim kami dihadang di tengah jalan tol. Sejumlah orang keluar dari lima mobil dengan menodongkan pistol. Beberapa di antara mereka mulutnya bau alkohol," ungkapnya.

Orang-orang tersebut menyatakan mendapat info mobil yang dikendarai tim Sudirman, atau mobil yang biasa menjadi kendaraan sehari-harinya di Jakarta, dihentikan dengan dugaan  membawa narkoba. Saat digeledah kawanan pria ini tidak menemukan barang haram yang dimaksud.

Tetapi kawanan ini mengatakan narkoba yang dimaksud telah ditransaksikan. Tak hanya itu, uang untuk konsumsi para saksi yang dibawa sempat dianggap sebagai uang dari hasil transaksi narkoba tersebut.

Dengan alasan itu pula, lanjutnya,  tim dan sopir pribadinya dibawa ke sebuah tempat yang menurut mereka sangat asing. Bahkan juga sempat berpindah ke beberapa tempat.

Mendengar insiden ini Sudirman pun menghubungi sejumlah pihak meminta bantuan untuk mencari dan membantu timnya. Baru pada Jumat (22/6) sekitar jam 08.00 WIB diketahui keberadaan anggota tim dan sopir pribadinya.

Dengan bantuan sejumlah pihak serta memberikan penjelasan dari uang tersebut berasal tim Sudirman berikut uang yang dibawanya berhasil diselamatkan. "Uang itu adalah seperti yang sudah saya sampaikan, hasil menggadai rumah saya untuk biaya konsumsi saksi," jelas Sudirman.

Sudirman menceritakan hal ini untuk memberikan gambaran besarnya tekanan yang dihadapinya dalam proses pilgub Jawa Tengah. Terhadap semua itu kubu Sudirman Said memilih diam, karena tidak ingin menghambat proses pilgub Jawa Tengah yang sedang berlangsung.

"Apa yang saya ungkapkan ini guna menjaga kualitas demokrasi di Jawa Tengah agar terjaga dengan baik. Karena itu dia juga berharap pihak penyelenggara bisa bersikap jujur dan adil," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement