Kamis 28 Jun 2018 09:19 WIB

Pengamat: Unggul Hitung Cepat Belum Tentu Menang

Ridwan Kamil mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu.

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
Calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) bersama tim pendukung mengekspresikan kegembiraan, di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Rabu (27/6).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) bersama tim pendukung mengekspresikan kegembiraan, di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Rabu (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil hitung cepat pemilihan kepala daerah (pilkada) 2018 di Jawa Barat (Jabar) dimenangkan oleh pasangan Ridwan Kamil-UU Ruzhanul Ulum. Namun, menurut pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun, kemenangan belum tentu milik pasangan nomor urut 1 ini.

"Ridwan Kamil belum tentu menang," ujar Ubedilah dalam siaran pers, Kamis (28/6).

Ubedilah menyarankan kepada seluruh kandidat dan para pendukung yang dinyatakan menang berdasarkan hasil quick count agar tidak berlebihan. Pasalnya, data persentase kemenangan yang tersebar bukan hasil keputusan KPU, melainkan baru berdasarkan quick count.

"Quick count itu data sementara dan relatif (bisa berubah) karena berasal dari data sampel," ungkapnya.

Contoh saja, jelas dia, di Jawa Barat lembaga survei mengambil sekitar 600 sampel tempat pemungutan suara (TPS) dari total 74.954 TPS di Jawa Barat. Jika basis pandang penentuan sampelnya TPS, sampel 600 dari 74.954 TPS margin of eror-nya bisa mencapai empat persen.

photo
Calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama istri Atalia Praratya melakukan pencoblosan dalam Pilkada Serentak 2018, di rumahnya, di Cigadung, Kota Bandung, Rabu (27/6).

"Artinya, kemungkinan perubahan dalam hitungan manual bisa terjadi, apalagi hasil quick count Ridwan Kamil hanya selisih dua sampe tiga persen dibanding pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (32 persen:29,5 persen)," kata Ubedilah.

Namun, lanjut dia, apabila margin of eror-nya bisa satu persen, artinya hasil quick count bisa mendekati hasil hitung manual KPU. Hitung cepat, jelas dia, bisa mendekati hasil sebenarnya bila teknik samplingnya memegang teguh prinsip-prinsip metodologi ilmiah dengan benar.

Baca juga,  Sudrajat: Hasil Hitung Cepat Belum Final.

Di antaranya teknik sampling yang benar, mempertimbangkan karakteristik keragaman pemilih di TPS, serta banyaknya jumlah TPS yang diambil sebagai sampel yang berdampak pada rendahnya margin of error.

"Kalau asumsi semua lembaga survei benar-benar memegang teguh prinsip metodelogi ilmiah maka hasil hitung cepat bisa mendekati kebenaran gambaran akhir perolehan suara hasil perhitungan manual yang akan dilakukan KPU daerah masing-masing," ujarnya.

Baca juga,  Menang Versi Hitung Cepat, Ridwan Kamil Sujud Syukur. 

Sebaliknya, bila terjadi kekeliruan, terutama saat penentuan sampling TPS, hasil pilkada bisa meleset. Oleh sebab itu, ia menyarankan agar menyikapi hasil quick count dengan tenang dan rasional agar tidak menimbulkan persoalan terkait emosi publik atau pendukung.

"Bagi pemenang quick count tidak perlu berlebihan sebab belum pengumuman resmi KPU," kata dia.

Sementara itu, Ridwan Kamil langsung melakukan sujud syukur begitu mengetahui hasil hitung cepat. Dalam pidato sambutannya di Kota Bandung, Ridwan Kamil mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantunya selama proses pilkada di Jabar.

Pria yang akrab disapa Emil itu mengatakan bahwa berdasarkan hasil hitung, cepat data yang masuk telah mencapai 80 persen. "Dengan hasil ini pasangan Rindu menang, tapi ini masih hasil sementara," ucap Emil. Emil juga meminta maaf kepada semua pihak jika ada kesalahan selama Pilkada Jabar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement