Senin 25 Jun 2018 19:21 WIB

Pesawat Ditembaki, Logistik Pilkada Papua Masih Tertahan

Pengiriman logistik untuk Pilkada Kabupaten Nduga belum tuntas

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
Komisioner KPU Arief Budiman (kiri) memeriksa paket logistik tinta Pilkada yang akan dikirim ke Papua, Jakarta, Jumat (13/1).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Komisioner KPU Arief Budiman (kiri) memeriksa paket logistik tinta Pilkada yang akan dikirim ke Papua, Jakarta, Jumat (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner KPU Provinsi Papua, Izak Hikoyabi, mengatakan pengiriman logistik untuk Pilkada Kabupaten Nduga belum tuntas karena insiden penembakan pesawat pengangkut pada Senin (25/6). Saat ini, logistik untuk beberapa distrik masih tertahan di Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga.

Izak menjelaskan, akibat insiden itu, dua orang tewas dan beberapa orang menderita luka-luka. Selain itu, logistik pilkada untuk enam distrik di Kabupaten Nduga juga masih tertahan di Bandara Kenyam.

"Di Nduga ada 32 distrik. Penyaluran logistik untuk 26 distrik sudah aman sampai lokasi. Sementara, akibat pesawat pengangkut logistik ditembaki pada Senin pagi, logistik untuk enam distrik masih tertahan," ujar Izak ketika dihubungi Republika, Senin malam.

Meski demikian, KPU akan berupaya melakukan pengiriman ke enam distrik pada Selasa (26/6). Izak menuturkan, pengiriman itu akan kembali menggunakan jalur udara. 

Untuk memperlancar pengiriman, ungkap Izak, Kapolda Papua, Irjen Boy Rafli Amar dan Pangdam Cendrawasih, Mayjen George Elnadus Supit, akan datang langsung ke Kabupaten Nduga. "Kami hari ini sudah rapat, dan untuk keamanan serta kelancaran, besok Kapolda dan Pangdam datang ke sana," tambah Izak.

Sebelumnya, pada Senin pagi, terjadi insiden penembakan terhadap pesawat Trigana Air. Penembakan diduga dilakukan oleh kelompok kriminal sipil bersenjata di Bandar Kenyam, Kabupaten Nduga. Adapun pesawat yang ditembak sedang mengangkut logistik pilkada Kabupaten Nduga.

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menduga ada kelompok tertentu yang melakukan intimidasi ke masyarakat untuk memilih salah satu pasangan calon kepala daerah di Papua. Tito menyebutkan, kelompok penyerang ini kerap dimanfaatkan atau memanfaatkan dalam situasi pilkada.

"Ada kecenderungan kelompok tertentu memanfaatkan kelompok ini supaya pasukan enggak maksimal, supaya mereka melakukan intimidasi kepada masyarakat untuk memilih pasangan tertentu," ucap Tito di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (25/6).

Tito belum bisa menyimpulkan kelompok politik mana gang ia duga berkaitan dengan penyerangan pesawat tersebut. Kendati demikian, demi lancarnya pilkada, Tito menyatakan tidak akan mundur dan akan tetap mengirim pasukan untuk mengamankan pilkada. 

"Kita tidak akan mundur, tetap kirim pasukan. Kalau kurang, kita tambah lagi dalam rangka menjamin proses demokrasi berjalan tanpa intimidasi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement