REPUBLIKA.CO.ID, TIGARAS -- Farni (56 tahun) merupakan warga Pematang Siantar, Sumatra Utara. Dia terlihat menangis tersedu-sedu ketika melihat sejumlah daftar penumpang kapal yang hilang akibat tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Tigaras, Kabupaten Simalungun.
Pemantauan di Posko Utama, Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Farni hampir saja jatuh pingsan di posko tersebut ketika mengetahui anaknya bernama Yugo Julianto masuk dalam daftar penumpang yang hilang dan belum ditemukan.
"Biarkan, mamak mencari hingga dapat Julianto yang hilang di Danau Toba. Mamak rindu sama anak mamak itu, dan jangan dihalangi," ujar Farni dengan wajah sedih dan berurai air mata, Sabtu (23/6).
Ia menyebutkan, sebelum musibah itu terjadi, Julianto memberitahukan dia jalan-jalan dengan rekannya pergi ke Danau Toba. "Namun, diketahui korban turut hilang akibat tenggelamnya kapal kayu itu, di perairan Danau Toba," ujar orang tua korban yang bernasib malang itu.
Helikopter Basarnas jenis Dauphin HR-3604 bersiap mendarat di Pelabuhan Tigaras, Danau Toba, saat melaksanakan pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun, di Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (23/6).
Sementara, Agus Iriansyah menjelaskan, adik kandungnya Julianto berangkat dari Pematang Siantar bersama puluhan rekannya dengan tujuan ke lokasi objek wisata Danau Toba. Namun tiba-tiba, menurut dia, mendengar informasi Julianto menumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Tigaras, di wilayah Kabupaten Simalungun.
"Saya berharap tim gabungan itu, agar mencari hingga dapat para penumpang kapal yang belum ditemukan. Dan jangan dulu dihentikan," kata Agus.
Sebelumnya, kapal kayu KM Sinar Bangun mengangkut ratusan penumpang, diperkirakan tenggelam sekitar satu mil dari dermaga Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, Senin (18/6) sekitar pukul 17.30 WIB. KM Sinar Bangun mengalami musibah akibat pengaruh cuaca buruk berupa angin kencang dan ombak cukup besar.
Hingga kini, tercatat 19 orang penumpang KM Sinar Bangun ditemukan selamat dan tiga orang meninggal dunia, yakni Tri Suci Wulandari, Aceh Tamiang, Fahrianti (47) warga Jalan Bendahara Kelurahan Pujidadi Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai, dan Indah Yunita Saragih (22) warga P Sidamanik.