Kamis 21 Jun 2018 17:06 WIB

LSI: Kecil Kemungkinan Pj Gubernur Pengaruhi Hasil Pilkada

Penunjukan M Iriawan jadi Pj Gubernur Jabar menuai polemik.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan, Hartifiany Praisra/ Red: Andri Saubani
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Komjen Pol M Iriawan bersalaman dengan para pegawai di Lingkungan Setda Provinsi Jawa Barat, pada Apel Pagi dan Halal Bihalal, di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (21/6).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Komjen Pol M Iriawan bersalaman dengan para pegawai di Lingkungan Setda Provinsi Jawa Barat, pada Apel Pagi dan Halal Bihalal, di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (21/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI, Denny JA, Toto Izul Fatah mengungkapkan, kecil kemungkinan seorang (Pj) Gubernur bisa mempengaruhi hasil pilkada. Hal itu diungkapkan Toto saat dimintai tanggapan soal polemik seputar Pj Gubernur Jabar Komisaris Jenderal Polisi M Iriawan.

"Secara langsung (dampak pengaruhnya ke paslon) tidak ada. Kalau kita belajar dari pengalaman, saya kira seorang penjabat gubernur tidak bisa banyak yang dilakukan untuk (mengarahkan) kecenderungan pemilih kepada siapa (paslon)," ujarnya kepada Republika seusai rilis hasil survei Pilgub Jabar, Kamis (21/6).

Menurutnya, jika ada penjabat yang melakukan hal tersebut (mengarahkan pemilih) dengan menekan birokrasi dan memobilisasi aparat untuk penggiringan memilih salah satu calon, maka itu dilakukan tidak melalui tangan penjabat langsung. Namun, dirinya mengaku tidak mengetahui penjabat yang melakukan hal tersebut dan tidak ingin menuduh penjabat yang ada.

"Saya kira bicara perilaku pemilih hampir kecil kemungkinan penjabat menggiring kecuali pakai tangan orang," ujarnya.

Meski begitu, ia mengatakan potensi penjabat melakukan kecurangan tetap ada. Seperti dengan cara mengutak-atik kasus pasangan calon. Apalagi, dalam konteks Pj Gubernur Jabar merupakan polisi aktif. Namun masalahnya, apakah penjabat tersebut berani atau tidak melakukan hal tersebut.

"Pengalaman penjabat tentara di saat pemerintahan SBY, mereka sudah pensiun. (sekarang) masih aktif (PJ Gubernur) jadi masalah dan dipersoalkan di DPR. Potensi melakukan pelanggaran ada," katanya.

Pj Gubernur Jabar M Iriawan telah menegaskan netralitasnya dalam Pilgub Jabar 2018. Meski, sebagian kalangan meragukan netralitas Iriawan dalam memimpin Jawa Barat, lantaran salah satu calon gubernur Jabar, Anton Charliyan yang juga berasal dari Kepolisian.

"Saya sampaikan salah satu tugas saya di sini yaitu mengawasi ASN, aparat sipil negara agar netral saya akan tindak anak buah saya kalau tidak netral, saya memerintahkan untuk netral malah saya sendiri tidak netral kan lucu," kata Iriawan di Pos Pelayanan Mudik Cileunyi, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Rabu (20/6).

Dia mempertanyakan di mana bentuk ketidaknetralan dirinya. "Saya ke sini sudah jalan semua, kampanye sudah selesai dan debat. Tolong di sampaikan, jadi kalau nuduh orang berdasarlah," jelasnya.


Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement