Kamis 21 Jun 2018 13:33 WIB

Pemerintah Serahkan Penyelidikan KM Sinar Bangun pada KNKT

Kecelakaan kapal bisa disebabkan tiga hal: kelayakan kapal, cuaca, dan human error

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Tim SAR gabungan melakukan proses pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (20/6). Tim SAR gabungan melakukan dua metode pencarian korban, yakni menyisir kawasan danau dan penyelaman.
Foto: Antara
Tim SAR gabungan melakukan proses pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (20/6). Tim SAR gabungan melakukan dua metode pencarian korban, yakni menyisir kawasan danau dan penyelaman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla angkat bicara terkait kecelakaan KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara. Menurutnya, ada tiga kemungkinan penyebab kapal tersebut tenggelam, yakni kondisi kelayakan kapal, keadaan cuaca, dan kesalahan orang atau human error.

"Ya selalu kecelakaan kapal itu ada tiga kemungkinan, kemungkinan yang pertama tentu kapal itu sendiri layak atau tidak, kedua cuaca alam, dan ketiga kesalahan orang," ujar Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Kamis (21/6).

Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah menyerahkan penyelidikan kecelakaan ini kepada Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT).

"Biar KNKT itu menelitinya dimana letak kesalahan," kata Jusuf Kalla.

(Baca: Diduga Jadi Korban Kapal, Endang Tunggu Kabar Anaknya)

Sementara itu, jenazah korban kapal tenggelam KM Sinar Bangun yang terjadi di Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, tiba di rumah duka di Jalan Bendahara Kelurahan Pujidadi, Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai. Kedatangan jenazah langsung disambut isak tangis keluarga dan selanjutnya dimakamkan, Kamis (21/6).

Begitu tiba di rumah duka jenazah Fahriyanti (47 tahun) yang dibawa ambulans disambut isak tangis keluarga dan warga. Bahkan ada beberapa warga yang jatuh pingsan karena tidak menyangka ibu dari empat orang anak ini kembali dari berwisata lebaran dalam keadaan tidak bernyawa.

Usai itu, jenazah Fahriyanti dibawa ke masjid dan langsung dishalatkan oleh warga. Kemudian, jenazah dimakamkan di pekuburan Muslim yang ada di daerah itu.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Binjai Rudi Baros yang ditemui di lokasi menjelaskan pemkot telah menyiagakan tiga tim di Danau Toba dengan target menunggu kabar lanjutan. Terutama terkait satu keluarga warga Binjai yang berwisata dan hilang kontak pascakaramnya kapal Sinar Bangun, Senin (18/6).

Setelah ditemukan, ia mengatakan, jenazah akan langsung diantarkan oleh ambulans Pemerintah Kota Binjai ke rumah duka hingga dilakukan proses pemakaman. "Selain mensiagakan ambulance tim Pemko Binjai juga membawa perahu karet dan petugas Badann Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) guna ikut melakukan pencarian para korban di perairan Danau Toba tersebut," tambahnya.

KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin (18/6), sekitar pukul 17.30 WIB. Kapal tersebut berangkat dari Dermaga Simanindo, Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun. Sebelum tiba di Dermaga Tigaras, tiba-tiba KM Sinar Bangun oleng akibat pengaruh cuaca buruk, angin kencang, dan ombak besar lalu tenggelam.

Kapal tersebut tak memiliki manifes penumpang, akibatnya jumlah korban simpang siur. Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) mengonfirmasi bahwa ada 188 penumpang. Data ini diperoleh dari SAR Mission Coordinator (SMC) diterbitkan pada Rabu (20/6) pagi. N. Rizky Jaramaya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement