Kamis 21 Jun 2018 11:15 WIB

Pencarian Korban Sinar Bangun Berlanjut Meski Hujan

10 perahu karet dikerahkan cari korban KM Sinar Bangun di Danau Toba.

Tim SAR gabungan melakukan proses pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (20/6). Tim SAR gabungan melakukan dua metode pencarian korban, yakni menyisir kawasan danau dan penyelaman.
Foto: Antara
Tim SAR gabungan melakukan proses pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (20/6). Tim SAR gabungan melakukan dua metode pencarian korban, yakni menyisir kawasan danau dan penyelaman.

REPUBLIKA.CO.ID, TIGARAS -- Basarnas tetap melakukan pencarian penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, meski kondisi di daerah itu mengalami hujan. Pencarian dilakukan mulai pagi ini, Kamis (21/6).

Kepala Kantor SAR Medan, Budiawan di posko terpadu di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, mengatakan pencarian mulai dilakukan sejak pukul 07.30 WIB usai apel pagi. Namun sebelum itu, pihaknya juga telah mengerahkan tim penyelam sejak pukul 07.00 WIB untuk melacak keberadaan penumpang di dasar danau.

"Mereka tidak ikut apel pagi. Langsung menyelam," tambahnya.

Menurut dia, meski kondisi cuaca di Danau Toba sedang dilanda hujan, namun operasi penyelamatan tetap berlangsung. Selain kapal Basarnas, pihaknya juga mengerahkan 10 perahu karet untuk menyisir perairan Danau Toba guna mencari para korban.

"Tim tetap di lapangan. Tidak ada laporan yang kembali," ujarnya.

Untuk sementara, kata dia tim gabungan baru menemukan 22 penumpang kapal yang tenggelam Senin (18/6) sore itu. "19 orang selamat, tiga orang meninggal dunia," tambahnya.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membeberkan kapasitas ideal yang bisa ditampung Kapal Motor (KM) Sinar Bangun. "Dari keterangan kami peroleh kejadian kecelakaan KM Sinar Bangun dengan jenis 35 GT. Kalau 35 GT seharusnya kapasitas muatannya sekitar 43 orang," kata Budi, Rabu (20/6).

Meskipun begitu, Budi sementara ini belum menyatakan kapal tersebut kecelakaan karena kelebihan muatan. Dia masih menunggu kepastian dari pemeriksaan yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).



sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement