Rabu 20 Jun 2018 23:02 WIB

Basarnas: Waktu Pencarian Korban KM Sinar Baru Bisa Ditambah

Basarnas menggunakan remote under water vehicle untuk mencari korban

Presiden Jokowi didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Kepala Basarnar, Marsekal Madya Muhammad Syaugi, Rabu (20/6).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Presiden Jokowi didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Kepala Basarnar, Marsekal Madya Muhammad Syaugi, Rabu (20/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan, waktu pencarian korban Kapal Motor (KM) Sinar Bangun dapat ditambah menjadi lebih dari 10 hari. Selain mengerahkan penyelam, Basarnas juga menggunakan remote under water vehicle untuk mencari korban.

"Kita bersinergi dengan 'stakeholder' lain seperti TNI, polisi untuk bersama-sama mencari korban selama tujuh hari, bila tidak ditemukan akan ditambah selama tiga hari, dan bila setelah 10 hari korban tidak ditemukan tapi tetap ada kemungkinan untuk ditemukan, maka akan ditambah waktunya," kata Syaugi di Istana Bogor, Rabu (20/6).

KM Sinar Bangun yang berkapasitas 43 penumpang dengan kekuatan 35 GT dilaporkan tenggelam di perairan Danau Toba, antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dengan Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara pada Senin (18/6) sekira pukul 17.30 WIB. "Karena ini keluarga kita juga maka kita akan all out seperti arahan presiden sehingga pencarian korban bisa ditemukan," ujarnya.

Menurut Syaugi, pada Senin (18/6) pagi, sudah berada di lokasi bersama Kemenhub, KNKT dan Jasa Raharja untuk berunding dan membagi tugas. "Tim melibatkan 70 personil Basarnas termasuk 'Basarnas Special Group' yang punya 3 kemampuan darat, laut udara dan sudah menyusuri lokasi sampai 7 kilometer," ungkap Syaugi.

Basarnas mendapat informasi pukul 18.00 WIB dan 40 menit kemudian langsung tiba di lokasi. "Kami mencari korban-korban yang ada, kita temukan 19 orang, 18 hidup, 1 orang meninggal. Kita lanjutkan pencarian sampai pukul 12.25 tengah malam untuk mengisi bahan bakar dan kembali pukul 04.00 WIB pada Selasa pagi sampai sore tadi, kita dapat 2 orang pada pukul 07.00 dan 10.00," jelas Syaugi.

Menurut Syaugi, lokasi kecelakaan memiliki kedalaman 300-500 meter. Untuk mencari korban, selain mengerahkan penyelam-penyelam, Basarnas juga menggunakan alat gunakan alat khusus yaitu 'remote under water vehichle' yang bisa melihat sampai 300 meter.

Ketika kecelakaan terjadi, dilaporkan ada angin bertiup sangat kencang dan ombak di perairan Danau Toba cukup tinggi sedangkan kapal mengangkut penumpang yang diperkirakan lebih dari 200 orang termasuk sepeda motor yang cukup banyak.

Hingga saat ini jumlah korban yang ditemukan adalah 21 orang dengan rincian 19 orang ditemukan hidup dan 3 orang telah meninggal. Namun tidak ada manifes kapal yang hanya mampu bermuatan 43 penumpang itu, hingga saat ini total diperkirakan ada 192 orang yang berada dalam kapal tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement