REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan, bergabungnya Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto ke Partai Berkarya, bukan karena Golkar menjadi parpol pendukung pemerintah. Airlangga pun tak khawatir dengan bergabungnya Titiek Soeharto ke parpol besutan Tommy Soeharto itu.
"Sebetulnya bukan itu (karena Golkar pendukung pemerintah), ya tanya saja ke mbak Titiek," kata Airlangga usai menggelar open house di kediamannya di Jalan Widya Chandra III No. 6, Jakarta Selatan, Jumat (15/6).
Airlangga juga mengatakan dirinya sudah lama berkomunikasi dengan Titiek, soal Titiek yang keluar dari Partai Golkar ke Partai Berkarya. Bahkan pembicaraan itu diakui Airlangga sudah lama dilakukan dengan Titiek.
"Ya beberapa kali sudah (bertemu Titiek) kalau setelah deklarasi belum," ucapnya.
Sementara itu, dengan keluarnya Titiek, dia pun mengaku tak khawatir partai Golkar kehabisan kader. Karena selama ini Golkar sudah terbiasa jika ada kadernya yang keluar dan bergabung dengan partai politik lain.
"Tidak apa-apa, sudah biasa itu," ujarnya.
Sebelumnya, Siti Hediati yang akrab disapa Titiek Soeharto ini memilih bergabung dengan Partai Berkarya, yang dipimpin adiknya, Tommy Soeharto. Titiek beralasan dirinya adalah anak biologis mantan Presiden Soeharto. Ia menegaskan tidak bisa berdiam diri untuk tidak menyuarakan jeritan suara rakyat terkait kondisi dan situasi saat ini.
Keputusan bergabung ke Partai Berkarya, kata Titiek, karena dirinya merasa prihatin dengan segala persoalan bangsa yang terjadi akhir-akhir ini. Ia menyebut fenomena banyaknya tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di dalam negeri, maraknya peredaran narkoba, dan persoalan besarnya impor oleh pemerintah saat ini.
TKA kini menyentuh sektor-sektor tenaga kerja masif yang sebetulnya bisa dikerjakan putra-putra bangsa. Ini bisa terlihat di banyak daerah di Tanah Air.
Kondisi yang terjadi sekarang ini kerap membuat Titiek ingin menjerit untuk protes dan menyuarakan hati nurani rakyat. Akan tetapi, dia mengaku tidak bisa melakukannya karena berstatus sebagai kader Partai Golkar, yang notabene mendukung pemerintah.
"Karena itu, saya memutuskan untuk keluar dari Partai Golkar dan memilih untuk memperjuangkan kepentingan rakyat melalui Partai Berkarya," kata Titiek.