REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim Detasemen Khusus 88 melakukan penangkapan terhadap terduga teroris di Blitar. Pada operasi tersebut Tim Densus 88 mengamankan lima orang terduga teroris.
Dengan penangkapan ini, total sudah 34 terduga teroris yang diamankan sejak rentetan teror bom di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur.
Penangkapan dilakukan pada Rabu (13/6) malam atau sekitar pukul 20.31 WIB, hingga Kamis (14/6) dini hari atau tepatnya pukul 01.31 WIB.
"Mereka diduga merupakan kelompok Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Blitar," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera melalui pesan singkatnya, Kamis (14/6).
Kelima terduga teroris yang diamankan adalah Anang Rusianto, yang merupakan warg Kelurahan Bajang, RT2 RW1, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Kemudian Muhammad Saefudin Zuhri yang tinggal di Dusun Jati, Rt 02 Rw 02 Desa Kamulan, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
Ketiga, Nur Hidayat yang merupakan warga Jalan Kelud Nomor 25, Dusun Begelenan Rt 25 Rw 03, Desa Jajar, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. Terduga keempat yang diamankan adalah Heru Wijayanto yang beralamat di Desa Semen Rt 01, Rw 03, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
Kemudian yang terakhir adalah Katiman yang beralamat di Jalan Dr. Soetomo nomor 15 Rp 03, Rw 08, Desa Bening, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. "Barang bukti yang disita dari saudara Anang adalah satu senjata FN, delapan peluru call 9 milimeter, dan buku-buku tentang jihad," ujar Frans.
Dengan ditangkapnya kelima orang tersebut, artinya sejak rentetan peristiwa bom di Surabaya dan Sidoarjo hingga saat ini, sudah 34 orang terduga teroris yang diamankan di Jatim. Itu setelah pada Selasa (12/6), Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin mengungkapkan, pihaknya sudah mengamankan 29 orang terduga teroris di wilayah Jawa Timur.
Machfud mengungkapkan, kesemua terduga teroris yang diamankan sudah dilakukan penahanan di lembaga pemasyarakatan (Lapas). Kesemuanya tidak ditahan di satu tempat, melainkan dipisah di beberapa tempat penahanan.
Machfud menegaskan kepolisian tidak akan berhenti dalam penanganan kasus terorisme. Polda Jatim akan terus melakukan penangkapan orang-orang yang diduga terkait penyebaran paham radikalisme.
"Tim masih tetap bergerak semuanya bekerja," kata Machfud.