REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan menyatakan kapal karam yang membawa lebih dari 40 penumpang tidak digunakan sebagaimana mestinya. Selain itu, kapal juga mengangkut beban lebih dari kapasitas.
"Setelah kami lakukan penyelidikan dan mengumpulkan informasi ternyata kapal yang digunakan bukan kapal penumpang pada umumnya melainkan kapal nelayan," jelas Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani di Makassar, Rabu (13/6).
Ia mengatakan, pemeriksaan sementara terhadap para korban dan nakhoda kapal menyatakan jika kapal itu memang biasanya digunakan untuk mencari ikan.
Namun tidak jarang kapal nelayan (Jolloro) itu digunakan oleh masyarakat pulau sebagai kapal penumpang yang akan menyeberang ke daratan untuk membeli kebutuhan.
"Ini masih pemeriksaan sementara dan informasi kami kumpulkan dari berbagai sumber, baik korban maupun nakhoda kapalnya. Memang kapal itu tidak tercatat sebagai kapal penumpang melainkan kapal nelayan," katanya.
Mengenai penindakan lainnya dari pihak kepolisian untuk nakhoda kapal yang selamat ini, Dicky mengaku akan ditangani oleh Polres Pelabuhan.
Polda Sulsel bersama dengan regu SAR lainnya masih fokus pada pencarian korban lainnya karena berdasarkan data yang diterimanya jika korban lebih dari 40 orang.
"Kami tidak punya data pastinya karena memang tidak ada manifest kapal. Berbeda dengan pelayaran pada umumnya, ada manifest tapi ini tidak ada. Inilah yang kemudian membuat kita sedikit kesulitan mendata, ucapnya.
Sebelumnya, kapal penumpang ini membawa penumpang 40 orang dan berlayar dari Pulau Barang Lompo pada pagi harinya menuju daratan untuk membeli kebutuhan lebaran Idul Fitri 2018.
Namun saat penumpang ini akan kembali ke pulau sekitar pukul 12.45 Wita, kapal yang sudah berada di tengah lautan itu dihantam ombak dan langsung karam.
Akibat insiden ini sebanyak 13 penumpang dikabarkan meninggal dunia, 8 masih belum ditemukan dan sebanyak 22 penumpang selamat.
Pusdalops BPBD Sulawesi Selatan, Hasriadi mengatakan dugaan sementara penyebab tenggelamnya kapal motor berjenis longboat karena dihantam ombak dengan angin yang sangat kencang. Selain itu kapal yang mengangkut 43 penumpang itu diduga kelebihan muatan.
"Penyebab kapal itu dihantam ombak dengan angin yang sangat kencang masyarakat di sana juga melihat adanya kelebihan muatan," ungkap Hasriadi saat dihubungi melalui telepon, Rabu (13/6).