REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif menyatakan, Partai Bulan Bintang (PBB) tidak mempunyai pilihan lain kecuali bergabung dengan koalisi keumatan yang sedang dibentuk beberapa parpol. Menurutnya, jika tak ikut bergabung, PBB bisa ditinggalkan umat Muslim.
"Persoalannya, kalau PBB enggak gabung dengan koalisi keumatan ini, akan bergabung dengan mana. Apa mau ditinggal umat kalau mau bergabung dengan propenista agama. Saya pikir tidak ada pilihan lain bagi PBB," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (13/6).
Slamet melanjutkan, sampai saat ini pihaknya pun belum mendengar soal keengganan PBB bergabung dengan koalisi keumatan. Tak hanya itu, hingga kini juga tidak ada pernyataan resmi dari pihak PBB yang menyatakan menolak bergabung.
"Secara terbuka kan saya belum dengar dia (PBB) enggak mau gabung, pernyataan resminya kan belum," tambah dia.
PA 212, lanjut Slamet, ingin mengajak PBB bergabung dengan koalisi tersebut mengingat partai tersebut berasaskan Islam. "Dan kawan-kawan di PBB juga kan satu gerakan dengan kita, jadi ya kita mengajak," ujarnya.
Ketua Umum DPP PBB Yusril Ihza Mahendra, dalam keterangan pers 11 Juni lalu, menyampaikan tak akan mengikuti manuver politik Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais. Yusril membuat keputusan tersebut berdasarkan pengalaman.
"Tahun 2018 ini pun saya tidak ingin ikut-ikutan dengan manuver Pak Amien Rais, bukan karena saya apriori, tetapi saya belajar dari pengalaman," kata Yusril.
Yusril mengatakan, pengalaman merupakan guru yang paling bijak. "Tahun 1999 dalam pertemuan di rumah Fuad Bawazier, Pak Amien meyakinkan kami semua untuk mencalonkan Gus Dur. Saya dan MS Kaban menolak. Kami tidak ingin mempermainkan orang untuk suatu agenda tersembunyi," kata dia.
Sejak awal Yusril mengaku tidak berminat ataupun tertarik dengan inisiatif Amien Rais karena berpedoman kepada pepatah Jawa, sabdo pandito ratu itu. Inisiatif Amien itu adalah melakukan lobi sana-sini untuk memilih siapa yang akan maju dalam Pilpres 2019 menghadapi pejawat.
Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais mendukung pembentukan koalisi keumatan untuk menghadapi Pilpres 2019. Dia mengatakan koalisi keumatan bukan hanya bicara mengenai agama Islam dan umat Islam. Tapi dalam koalisi keumatan ada kepentingan kebangsaan.
"Jangan salah sangka dengan koalisi keumatan. Karena di balik koalisi keumatan, ada koalisi kebangsaan. Jadi keumatan dan kebangsaan itu dua sisi dari mata uang yang sama," kata Amien Rais melalui penjelasan yang direkam melalui instagram resmi miliknya, Jumat (8/6) lalu.
Mantan Ketua Umum PAN itu menambahkan, koalisi keumatan memikirkan nasib bangsa yang kurang bagus di tengah kepungan kepentingan bangsa asing. Amien melihat bagaimana modal asing yang menguasai Indonesia. Dan, begitu banyak proyek infrastruktur diserahkan kepada pihak asing.
Akibatnya, tenaga kerja yang dipakai pun juga tenaga kerja asing padahal masih banyak tenaga kerja lokal yang belum mendapat pekerjaan. "Utang negara pun memprihatinkan," ujar Amien.