Kamis 14 Jun 2018 01:00 WIB

Zul-Rohmi Diprediksi Menangi Pilgub NTB

Dukungan TGB kepada Zul-Rohmi juga mendongkrak suara Zul-Rohmi di Bima.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Agus Yulianto
Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi turun sebagai juru kampanye pasangan Zulkieflimansyah dan Siti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) dam Syamsul Lutfi dan Najamuddin (Fiddin) di Lapangan Sakra dan dan Lapangan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur, NTB, pada Senin (14/5).
Foto: dok. Tim Pemenangan Zul-Rohmi
Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi turun sebagai juru kampanye pasangan Zulkieflimansyah dan Siti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) dam Syamsul Lutfi dan Najamuddin (Fiddin) di Lapangan Sakra dan dan Lapangan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur, NTB, pada Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dewan Pembina Tim Pemenangan Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) Daerah Kabupaten dan Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rum menyatakan keyakinan bahwa pasangan Zul-Rohmi yang diusung PKS dan Demokrat akan memenangkan Pilgub NTB 2018.

um mengatakan, setidaknya ada beberapa indikator yang menguatkan kemenangan Zul-Rohmi di Kabupaten dan Kota Bima, mulai dari aktifnya pasangan ini blusukan di Bima, dukungan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, masifnya gerakan relawan, kerinduan masyarakat Bima khususnya, dan Pulau Sumbawa pada umumnya, terhadap kepemimpinan putra Pulau Sumbawa menjadi pemimpin NTB, serta hasil survei dari berbagai lembaga independen.

"Hampir semua kelurahan di Kota Bima, dan seluruh kecamatan di Kabupaten Bima, telah dikunjungi Dr Zul. Bahkan sampai menginap di rumah warga," kata Rum dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Mataram, NTB, Rabu (13/6).

Rum menilai, masyarakat Bima sangat berbudaya, dan mengapresiasi silaturahmi. Selain itu, dukungan TGB kepada Zul-Rohmi juga mendongkrak suara Zul-Rohmi di Bima. Terlebih Rohmi merupakan kakak kandung Gubernur TGB.

Zul-Rohmi menempati posisi tertinggi dari pasangan calon lainnya dengan raihan 28 persen dalam hasil survei Olat Maras Institute (OMI) yang dilakukan sejak 3 Juni sampai 12 Juni 2018. Posisi Zul-Rohmi disusul pasangan lain, Suhaili Fadhil Thohir-Muhammad Amin dengan 21,6 persen, Ahyar Abduh-Mori Hanafi dengan 17,7 persen, dan Ali Bin Dahlan-Lalu Gede Sakti memperoleh 12,6 persen, serta yang tidak menjawab sebesar 20,1 persen.

Direktur OMI Miftahul Arzak mengatakan, survei ini menggunakan metodologi Multistage Random Sampling dengan Margin of Error sebesar 2,6 persen, dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dengan 1.200 responden yang tersebar di seluruh kabupaten di NTB.

Arzak menyebutkan, survei yang dilakukan saat ini berbeda dengan survei pertama yang dilakukan pada Februari lalu. Survei yang dimunculkan saat itu adalah pertanyaan "Jika pilkada dilaksanakan hari ini". Jawaban yang dihasilkan adalah suara yang pasti dan suara yang belum menentukan sikap. Terungkap ada 35 persen suara yang belum menentukan sikap atau belum memberikan jawaban. Ia menilai, tingginya persentase ini karena masih banyak masyarakat yang akan mencoblos belum mengetahui dan akan memilih siapa.

"Ini disebabkan berbagai faktor, di antaranya jajaran KPU yang belum menyebar ke seluruh pelosok untuk melakukan sosialisasi, terutama pelosok desa, kaki gunung dan lainnya. Kemudian tidak adanya calon yang menyambangi mereka," ujar Arzak.

Untuk metode survei kedua yang dilakukan OMI memfokuskan pendalaman terhadap suara sebesar 35 persen yang belum menentukan sikap, dengan cara melakukan wawancara ulang, wawancara surveyor, dan analisis lokasi.

Hasilnya, kata dia, yang belum menentukan sikap tersisa sebesar 14,9 persen karena 20,1 persen sudah menyebar ke beberapa calon.

"Dari keseluruhan survei, Zul-Rohmi unggul dari calon lainnya dengan perolehan sebesar 28 persen," kata dia.

Dia menilai, dari survei yang dilakukan, calon yang masif bergerak dan selalu diliput media massa hanya pasangan Zul-Rohmi. Dia memandang 35 persen suara yang belum menentukan sikap ini hanya bisa diraih oleh calon yang bergerak secara masif.

"Ada beberapa daerah yang masyarakat menyatakan akan memilih calon yang mendatangi mereka. Mereka inginkan bukan timses (tim sukses), melainkan calon sendiri yang datang menemui mereka," lanjutnya.

Keunggulan lain yang diraih Zul-Rohmi, lanjut Arzak, karena pasangan yang diusung PKS dan Demokrat ini dianggap mampu memimpin, didukung para ulama, tuan guru, dan faktor keluarga.

"Dari hal ini, semuanya ada pada Zul-Rohmi. Memang Ali BD, Suhaili dan Ahyar berpengalaman menjadi pemimpin karena pernah menjadi bupati atau wali kota. Namun sayangnya tidak ada yang menyebarkan informasi mengenai pengalaman itu ke bawah," ungkap Arzak.

Berbeda dengan Zul dan Rohmi yang menyampaikan langsung kepada masyarakat karena kerap turun ke bawah melakukan blusukan. Arzak memperkiraka, apabila kondisi saat ini tetap bertahan sampai hari pencoblosan, dapat dipastikan Zul-Rohmi akan menjadi pemenang pada Pilgub NTB 27 Juni 2018 mendatang.

"Jadi kami selalu katakan, hasil survei OMI hari ini adalah final. Artinya, hasil survei hari ini kecenderungan terjadi pada 27 Juni nanti. Ini jika tidak ada money politics, tidak ada serangan fajar, dan gerakan para calon masih seperti kondisi saat ini," kata Arzak menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement