Rabu 13 Jun 2018 15:14 WIB

Persis: Undangan Israel ke Staquf Diduga untuk Memecah Belah

Undangan Israel ke Staquf ditengarai bersifat politis.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah
Yahya Cholil Staquf
Foto: AP/Caron Creighton
Yahya Cholil Staquf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Islam (Persis) menilai undangan Israel ke Yahya Cholil Staquf merupakan upaya memecah dukungan Indonesia untuk Palestina. "Nampaknya Israel ingin ada dukungan Indonesia. Karena selama ini Indonesia concern terhadap pembelaan negara Palestina merdeka," kata Ketua Bidang Tarbiyah PP Persis Irfan Safrudin kepada Republika.co.id, Rabu (13/6).

Ia mengatakan, pada prisipnya Islam mengajarkan untuk berdamai dengan siapa pun. Dialog agama adalah salah satu hal yang bisa menjembatani perdamaian itu. Dengan demikian, dialog antaragama memang diperlukan untuk memberi kontribusi pada perdamaian dunia.

Sehingga, ia mengatakan, apabila keberangkatan Staquf bertujuan untuk menghadiri dialog agama, hal itu bisa diterima. Sayangnya, ia mengatakan, undangan tersebut bukan berupa dialog antaragama, melainkan lebih bersifat politis.

Apabila menimbang mudarat dan maslahat terkait keberangkatan Staquf, Irfan menilai lebih banyak mudaratnya. Sebab, menurut dia, kedatangan Staquf bersifat politis. Padahal, sampai saat ini tidak ada niatan Israel memberi hak hidup pada rakyat Palestina.

"Malah sekarang semakin menjadi dengan menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Jadi, dari segi kebaikan, belum terlihat," ujar dia.

Irfan memandang tak akan ada dampak signifikan atas kedatangan Staquf ke Israel dari segi politik. Apalagi, jika Staquf tidak mengatasnamakan Indonesia. Terkait dirinya yang menjadi anggota Dewan Petimbangan Presiden (Watimpres), ia menilai hal itu bukan jabatan prestisius.

Irfan lebih memandang langkah Staquf itu telah mengecewakan sebagian besar warga Indonesia dan menyakiti hati rakyat Palestina. Ia enggan mengomentari langkah apa yang harus diambil pemerintah menyikapi permasalahan itu. Namun, ia menegaskan, selama ini Pemerintah Indonesia memiliki sikap jelas dan tegas mendukung negara Palestina merdeka.

Baca Juga:  Jokowi Tanggapi Kepergian Yahya Cholil Staquf ke Israel.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kepergian Staquf ke Israel menghadiri dan menjadi pembicara dalam acara American Jewish Committee (AJC) Global Forum akhir pekan kemarin bukan bagian dari diplomasi Pemerintah Indonesia. Dia berangkat atas urusan pribadi karena memang undangan tersebut sudah lama dipersiapkan.

Meski demikian, Jokowi memastikan bahwa apa pun yang disampaikan Staquf dalam forum tersebut, Pemerintah Indonesia tetap memegang teguh pendirian dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Bahkan, menurut informasi yang diterima Jokowi, Staquf dalam forum ini juga ikut serta mendorong perdamaian Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement