Selasa 12 Jun 2018 04:17 WIB

Manuver Capres Amien Rais

PAN menyatakan serius mengusung Amien Rais sebagai capres.

Ilustrasi Mencari Pemimpin Umat
Foto:

Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu justru mempertanyakan koalisi partai politik yang akan mendukung niatan Amien maju sebagai capres. Ia mengatakan apakah memenuhi persyaratan minimal 20 persen. Apalagi, masing-masing parpol sudah memiliki capresnya sendiri.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Ikrama Musliman mengungkapkan PAN berharap dapat keuntungan elektoral pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Menurut dia, keberadaan figur seperti Amien Rais akan mendatangkan efek ekor jas atau coat-tail effect

"Ini test case karena coat-tail effect itu terbukti ada ya,” kata Ikrama, Senin (11/6).

Efek ekor jas merujuk pada istilah psikologi politik, yakni dengan mencalonkan orang populer partai akan mendapatkan limpahan suara dari orang tersebut. ”Ketika Jokowi kesannya kan PDIP, mungkin ini juga efek ekor jas dengan mencalonkan Amien Rais sebagai capres, tentunya efeknya ke PAN," kata Ikrama.

Di kubu oposisi, Ikrama mengatakan selama ini hanya Gerindra yang menikmati efek ekor jas. Hal ini terlihat dari sejumlah survei yang menempatkan Partai Gerindra pada posisi tiga besar.  PAN pun berharap pernyataan Amien akan membuat sebaran elektoralnya tidak hanya ke Gerindra, tetapi juga melimpah ke PAN.

Idil pun memprediksi PAN bakal mendapatkan keuntungan dari pernyataan Amien. "Pada akhirnya itu kembali lagi kepada manfaat politik yang didapat oleh PAN. Saya kira arahnya ke sana,” kata dia.

Manuver politik yang dilakukan oleh Amien ini untuk menarik perhatian publik, terutama umat Islam. “Untuk mendapatkan dukungan suara (buat PAN) di pemilu," katanya.

Jelang pendaftaran capres untuk Pilpres 2019 pada Agustus mendatang, Amien terus melakukan manuver politik yang mendapat perhatian luas publik. Amien terus bersuara lantang mengkritik kebijakan Pemerintah Jokowi yang dianggapnya tidak berhasil.

Amien juga melakukan pertemuan dengan sejumlah politisi. Yang paling menyita perhatian adalah saat Amien bersama Prabowo Subianto menggelar umrah sambil menemui Habib Rizieq Shihab.

Di tengah pertanyaan publik siapa yang dicalonkan sebagai capres pada pertemuan itu, ketiga tokoh itu, Amien-Prabowo-Rizieq, sepakat membentuk koalisi keumatan. Tak lama kembali dari Arab Saudi, Amien tiba-tiba menyatakan siap menjadi capres, meniru sukses Mahathir Mohamad.

Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyatakan tak akan mengikuti manuver politik Amien Rais. Yusril membuat keputusan tersebut berdasarkan pengalaman.

"Tahun 2018 ini pun saya tidak ingin ikut-ikutan dengan manuver Pak Amien Rais. Bukan karena saya apriori, tetapi saya belajar dari pengalaman," kata Yusril melalui pernyataan tertulis kepada Republika, Senin (11/6).

Pada 1999 dalam pertemuan di rumah Dr Fuad Bawazierata Yusril, Amien meyakinkan semua orang untuk mencalonkan Gus Dur. "Saya dan MS Kaban menolak. Kami tidak ingin mempermainkan orang untuk suatu agenda tersembunyi," kata dia.

Yusril mengatakan sejak awal dia tidak berminat ataupun tertarik dengan inisiatif Amien Rais karena berpedoman kepada pepatah Jawa 'sabdo pandito ratu' itu. Inisiatif Amien itu adalah melakukan lobi sana-sini untuk memilih siapa yang akan maju dalam pilpres 2019 menghadapi pejawat.

Ibarat bermain sepak bola, Amien Rais tampaknya memainkan peran sebagai striker palsu (fake striker) untuk menaklukkan lawan. Berhasilkah Amien?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement