Senin 11 Jun 2018 00:10 WIB

AHY: Sekali Lagi, Jangan Diam!

AHY sebut tidak antiasing, tetapi tak rela rakyat menjadi penonton di negeri sendiri.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bilal Ramadhan
Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk memanfaatkan momentum bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya. AHY mengajak untuk mengingat kembali hakikat hidup manusia sebagaimana tecermin dalam Alquran, “Khoirunnas Anfa’uhum Linnas", artinya, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

“Tidak sepatutnya, kita hanya duduk membahas permasalahan, tapi tidak memikirkan jalan keluarnya. Sekali lagi, jangan diam! Do something!” kata AHY dalam orasinya bertajuk “Dengarkan Suara Rakyat” yang disampaikan di Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Sabtu (9/6).

Dalam setahun terakhir, AHY mengaku telah berkunjung ke ratusan kabupaten/kota di 22 provinsi di Indonesia. Selama kunjungan ke berbagai daerah di Tanah Air, dia telah mendengarkan banyak suara dari rakyat kecil yang tidak sampai ke pemerintah.

Suara-suara itu lebih jujur dan apa adanya karena tidak dibuat-buat serta tidak bermuatan kepentingan golongan semata. Dalam kunjungan itu pula, AHY mengaku bertemu dengan berbagai komunitas dan lapisan masyarakat, mulai dari petani, nelayan, peternak, buruh, pedagang pasar, pelaku UMKM, ibu-ibu rumah tangga, anak-anak muda, dan lainnya.

Dari pertemuan itu, jelas AHY, setidaknya ada dua persoalan utama ekonomi yang dihadapi masyarakat saat ini, yaitu persoalan daya beli masyarakat dan lapangan kerja. Daya beli masyarakat saat ini menurun karena berpenghasilan rendah dan kurang mampu.

 Ikuti isu-isu menarik dan terkini seputar Piala Dunia 2018 hanya di SINI. Foto-foto Mohamed Salah berlatih bersama Timnas Mesir.

Di sisi lain, harga-harga kebutuhan naik secara signifikan. Persoalan ini, lanjut AHY, tentu harus mendapatkan perhatian yang serius. Terlebih, data menyebut sebanyak 28 juta masyarakat Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan.

Selain itu, hampir 70 juta orang dinyatakan rentan atau rawan miskin. Total jumlah masyarakat miskin dan rawan miskin ini setara dengan hampir 40 persen populasi Indonesia.

“Guncangan ekonomi sedikit saja akan mendorong mereka ke jurang kemiskinan yang lebih dalam,” kata AHY dalam siaran persnya.

Masyarakat Indonesia, sambung dia, juga dikhawatirkan oleh isu maraknya tenaga kerja asing (TKA). “Kita tidak antiasing, tapi kita tidak terima jika rakyat dikalahkan, dinomorduakan atau hanya jadi penonton di negeri sendiri,” ujar AHY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement