Sabtu 09 Jun 2018 12:01 WIB

Ini Klarifikasi Terkait Laporan Pelanggaran Rampak Barong

Tim Gus Ipul menyebut tidak ada hal harusnya dipersoalkan dalam acara tersebut.

Peserta Rampak Barong melaksanakan shalat ashar di sela-sela kegiatan.
Foto: istimewa
Peserta Rampak Barong melaksanakan shalat ashar di sela-sela kegiatan.

REPUBLIKA.CO.ID, TRENGGALEK — Terkait acara Rampak Barong yang dilaporkan ke Panwaslu Trenggalek sebagai bentuk pelanggaran kampanye, Ketua Taruna Merah Putih Jawa Timur, Moch. Noer Arifin, memberi klarifikasi terbuka. Menurutnya tidak ada pelanggaran dalam kasus tersebut.

“Acara itu memakai dana pribadi. Tidak ada dana dari APBD Trenggalek. Silahkan dicek ke Sekda atau dinas,” kata Noer Arifin, yang juga Plt. Bupati Trenggalek, dalam siaran persnya, Sabtu (9/6)

Menurut Noer tidak ada hal yang harus dipersoalkan dalam acara tersebut. Ia mengatakan, pemakaian Stadion Menak Sopal juga tidak gratisan. “Stadion itu disewakan. Siapa pun bisa memakai. Dan, kami membayar sewa. Ada kok tanda buktinya,” kaya Arifin.

Taruna Merah Putih adalah organisasi kepemudaan di bawah PDIP. Partai ini mengusung pasangan calon Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, di Pilkada Jawa Timur 2018.

Arifin berjanji akan menjelaskan semua di depan Panwaslu Trenggalek, menyusul laporan dari Tim Sukses Khofifah-Emil Dardak. “Saya di kesempatan itu juga telah cuti sebagai Plt. Bupati Trenggalek,” kata Arifin.

Arifin menjelaskan, acara itu digelar Kamis 31 Mei 2018. Satu hari menjelang Hari Lahir Pancasila. Menurutnya, acara itu memang untuk memperingati Hari Lahir Pancasila.

"Acara digelar sekaligus untuk ngabuburit, menunggu waktu buka puasa,” kata Arifin, yang juga taat puasa.

Acara Rampok Barong digelar Taruna Merah Putih untuk menunjukkan bahwa manusia Indonesia memiliki kebudayaan sekaligus ber-Ketuhanan. “Ini ajaran Bung Karno, terutama Trisakti, dimana manusia Indonesia berkebudayaan sekaligus taat pada Tuhan,” kata politisi pengagum Bung Karno itu.

Itu ditunjukkan pada waktu azhar. Panitia menghentikan acara. Semua peserta dipersilahkan untuk menunaikan sholat.

“Air yang dipakai untuk wudhu, juga kita beli dari PDAM. Dibeli dari uang pribadi,” kata Arifin.

Ditambahkan Arifin, bahwa di sela-sela acara juga diberikan ceramah agama. “Yang memberikan ceramah, KH. Soim Al-Kassi. Dakwah Kiai Soim mengajak masyarakat untuk berubah, dari yang kurang baik menjadi baik,” kata Arifin.

Bagaimana dengan logo Trenggalek yang muncul dalam Piagam MURI (Musium Rekor Indonesia)? Arifin memastikan, di dalam Stadion Menak Sopal yang menjadi lokasi acara, tidak ada logo Trenggalek.

“Logo itu ada di piagam yang dibagikan pada 10 koordinator kabupaten. Ini untuk menunjukkan, lokasi daerah tempat pemecahan Rekor MURI. Sekarang, piagam itu sudah kita tarik, kita ganti dengan yang baru,” kata Arifin.

Di Rampak Barong, dilakukan pemecahan Rekor MURI, yakni ditampilkan 2.750 pemain barong. Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno sempat hadir, dan memberikan pidato tentang kebudayaan.

Arifin menjelaskan, dia menggelar acara itu untuk mengangkat budaya lokal, sekaligus wahana kreativitas masyarakat. Kesenian barong hidup di pesisir Selatan dan kawasan Mataraman. Kesenian itu mengangkat simbol nafsu angkara murka yang dikalahkan oleh sikap ksatria.

“Kita beri ajang untuk mengekspresikan kreativitas. Momentumnya Hari Lahir Pancasila. Tahun ini, bersamaan Bulan Suci Ramadhan. Kami pun menyesuaikan dengan situasi,” kata Arifin ksatria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement