REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- PT Angkasa Pura I mulai mengerjakan proyek perluasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai untuk menunjang Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) Oktober 2018. General Manager Angkasa Pura I Cabang I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi mengatakan reklamasi sisi barat bandara untuk pengembangan apron sudah mencapai tujuh persen.
"Izin pelaksanaan reklamasi 18 Mei kemarin sudah dilakukan dan kami sekarang sedang menunggu kapal peralatan dari batam menuju ke sini," kata Yanus, Rabu (6/6).
Proyek paket satu ini sudah selesai tujuh persen. Yanus berterima kasih kepada seluruh masyarakat Bali yang telah memberi izin pemerintah untuk membangun karena bandara ini ditujukan untuk fasilitas umum.
Paket kedua adalah pengembang apron sisi timur yang pengerjaannya sudah 40 persen. Yanus mengatakan proyek kedua ini dikejar lebih cepat, khususnya pembangunan Sewage Treatment Plant (STP) untuk limbah yang dahulunya terbuka menjadi tertutup.
Paket ketiga adalah pembangunan terminal VIP I dan II yang sudah mencapai 34 persen. Paket keempat adalah penambahan check in counter yang segera dilaksanakan. Paket terakhir ini masih terlambat atau minus empat persen, namun Yanus mengatakan setelah peralatan datang maka bisa selesai tepat waktu.
Otoritas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai juga melakukan pengembangan tempat parkir empat tingkat dengan kapasitas parkir 1.100 unit mobil. Anggarannya mencapai Rp 250 miliar.
"Proyek ini akan selesai setelah pelaksanaan IMF-WB Meeting, namun saat hari-H sudah bisa difungsional dua tingkat," ujar Yanus.
Langkah kontingensi pun disiapkan jika sekiranya pengembangan tempat parkir belum bisa dilakukan. Yanus mengatakan seluruh bus dan taksi yang parkir di dalam bandara akan dipindahkan ke areal parkir luar. Opsi terakhir adalah memindahkan seluruh parkir kendaraan milik karyawan dari dalam ke luar bandara.
"Kita tak punya lahan lagi, sehingga lahan yang ada saja dikembangkan," ujarnya.