Jumat 01 Jun 2018 11:10 WIB

Ini Penjelasan Erupsi Merapi

Erupsi berdurasi dua menit

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Merapi erupsi lagi
Foto: Wahyu Suryana / Republika
Merapi erupsi lagi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Setelah letusan pada 24 Mei 2018 lalu, letusan kembali terjadi di Gunung Merapi pada Jumat (1/6) pagi. Erupsi terjadi sekitar 08.20 dengan amplitudo maksimum 77 mm dan berdurasi dua menit.

Kepala Badan Geologi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Rudy Suhendar melaporkan, tinggi kolom letusan mencapai 6.000 meter, mengarah ke barat laut. Hal itu teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Jrakah.

Hujan abu pada 08.58 dilaporkan terjadi di sekitaran Pos PGM Jrakah, dan pada 09.02 di sekitar PGM Selo. Walau awalnya arah angin mengarah ke barat laut, BPPTKG melaporkan kalau arah angin berubah ke barat daya.

"Pada pukul 08.30 informasi dari BMKG Satklim Yogyakarta angin mengarah ke barat daya," kata Rudy, Jumat (1/6).

Pos PGM Jrakah dan Babadan melaporkan asap putih di area hutan sektor barat laut dengan jarak 1,5 kilometer dari puncak. Hal itu memberi kemungkinan indikasi adanya vegetasi yang terbakar.

Satu hari sebelumnya, terjadi empat kali gempa, volcano tektonik (VT) lima kali dengan kedalaman dominan di bawah tiga kilometer dari puncak. Guguran terjadi 11 kali, tektonik satu kali.

Terjadinya gempa menjadi indikasi proses magmatis berpengaruh kepada letusan pagi ini. Ekstrusi magma ke permukaan masih membutuhkan waktu mengingat diperkirakan posisi magma saat ini masih berada di bawah tiga kilometer, berdasar kedalaman gempa VT yang terjadi.

"Data deformasi tidak menunjukkan adanya gejala inflasi atau deflasi yang berarti, data geokimia dari pemantauan SO2 di punak Merapi tidak menunjukkan adanya peningkatan flux," ujar Rudy.

Atas erupsi Jumat pagi, disimpulkan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas masih ditetapkan pada tingkat waspada atau level II. Radius tiga kilometer dari puncak masih tidak diperkenankan aktivitas penduduk.

Penduduk yang ada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) II diminta meningkatkan kewaspadaan. Terakhir, pemerintah daerah dan masyarakat diimbau dapat menanggulangi bahaya abu vulkanik yang ditimbulkan letusan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement