Kamis 31 May 2018 14:19 WIB

Radar Bogor Digeruduk, Politikus PDIP: Megawati Ibu Kami

Simpatisan PDIP menggeruduk Radar Bogor yang dinilai membuat berita tak berimbang.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Karta Raharja Ucu
Anggota Komisi I DPR Fraksi PDI Perjuangan Bambang Wuryanto.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Anggota Komisi I DPR Fraksi PDI Perjuangan Bambang Wuryanto.

TgREPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP Bambang Wuryanto atau Bambang Pancul menanggapi aksi ratusan kader maupun simpatisan PDIP yang menggeruduk kantor media Radar Bogor, Kota Bogor, Rabu (30/5) kemarin yang berakhir ricuh. Bambang menyebut hal itu tindak lanjut dari kekesalan para kader dan simpatisan atas pemberitaan tidak berimbang Radar Bogor terhadap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Kalau pemberitaan kayak begitu Radar Bogor memberitakan kayak gitu di Jawa Tengah, saya khawatir itu kantornya rata dengan tanah. Kenapa begitu? Karena Megawati Soekarnoputri bagi PDIP bukan sekadar ketum," ujar Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/5).

Anggota Komisi I DPR ini mengatakan, Megawati bukan hanya dianggap sebagai ketua umum PDIP semata, melainkan juga ibu bagi para kader dan simpatisan PDIP. Karena itu, ia memahami kekesalan para kader dan simpatisan sehingga berbuat pelanggaran hukum.

"Kami ada ikatan emosional dengan Ibu Ketua Umum, itu ibu kita. Itu ibu kami. Kalau ibu kami itu dihina dan dilecehkan, kira-kira apa yang terjadi pada kau?" kata dia.

Bambang melanjutkan, pemberitaan Radar Bogor yang mengkritisi perihal gaji Megawati Soekarnoputri yang mendapat Rp 112.548.000 dari jabatan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) juga sangat tidak berimbang. Ia tidak masalah jika pemberitaan mengkritisi, tetapi tetap harus ada ruang berimbang.

Kalau pemberitaan kayak begitu Radar Bogor memberitakan kayak gitu di Jawa Tengah, saya khawatir itu kantornya rata dengan tanah.

Namun, justru pemberitaan tanpa ada konfirmasi, ditambah judul yang sangat memojokkan Megawati. "Wah parah. Goyang-goyang kaki dapat Rp 112 juta, memang Megawati Soekarnoputri terima duit? Tanya dulu dong! Sampai hari ini sepeser pun enggak terima. Kalau toh seperti itu pun itu diceritakan," kata Sekretaris Fraksi PDIP di DPR tersebut.

Lagi pula, kata Bambang, kebijakan gaji yang diputuskan presiden bersama menteri juga tidak sebesar yang diberitakan selama ini. "Gaji Rp 5 juta, ini ini, kebijakan presiden setelah dengan menteri. Kalau pemberitaan kayak gitu kan (Radar Bogor) menyusahkan kami. Megawati Soekarnoputri bukan sekadar ketum bagi kami, dia adalah ibu kami. Jangan sampai itu terjadi di Jawa Tengah, rata itu tanah, kantornya," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement