REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Yogyakarta akan ditetapkan sebagai city of culture (kota budaya) Asenan di ajang Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan se ASEAN. Pertemuan ini akan dilaksanakan di Yogyakarta. Biasanya penetapan city of culture dilaknsana di negara-negara tempat diselenggarakannya pertemuan tingkat menteri.
"Tahun ini diselenggaarakan di Indonesian dan kami diminta untuk menunjuk kota yang menjadi city of culture. Yogyakarta merupakan pilihan yang logis menjadi ibu kota kebudayaannya Asean selama dua tahun," kata Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid pada wartawan usai bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan Yogyakarta, Senin (28/5).
Ia mengatakan, sudah menyampaikan usulan tersebut kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. "Tadi kami matur ke Pak Gubernur dan Pak Gubernur mendukung. Buat kami sudah bulat Yogyakarta ditetapkan sebagai city of culture. Pertimbangannya karena sudah cukup lama sejarah Yogyakarta," ujarnya.
Di samping itu Yogyakarta adalah kota dengan tingkat kepadatan intelektual dan kebudayaan tertinggi di Indonesia. "Saya kira festival-festival kebudayaan yang diselenggarakan di Yogyakarta juga cukup banyak," kata Hilmar.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Budi Wibowo mengungkapkan, selain Yogyakarta akan ditetapkan sebagai Kota Kebudayaan Asean, Yogyakarta juga sedang berjuang untuk bisa menjadi kota warisan dunia. "Ini sedang diperjuangkan di Kementerian Pendidikan dan nanti Kementerian Koordinator PMK yang akan mengoreksi bersama-sama," kata Budi yang mantan Kepala Perpusatakaan dan Arsip DIY ini.
Apabila ditetapkan sebagai warisan dunia, dunia akan ikut mengamankan warisan budaya. Budi mengatakan ada cukup banyak alasan yang menjadi dasar diusulkannya Yogyakarta sebagai kota warisan dunia. "Yogay itu peninggalan masa lalu, sejarah budayanya diikuti kebudayaan tradisional, perkembangan kebudayaan yang masih ada dan proses pewarisannya terwujud betul," katanya.