Selasa 22 May 2018 01:05 WIB

Yenny Wahid: Keberhasilan Reformasi Andil Semua Pemerintahan

Masing-masing pemerintahan punya fokus dan prioritas yang berbeda.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Yenny Wahid
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Yenny Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Wahid Institut Yenny Wahid mengatakan ada banyak pencapaian positif Indonesia selama 20 tahun masa reformasi. Yenny melihat masing-masing era pemerintahan pasca tumbangnya rezim orde baru yakni pemeritahan Presiden BJ Habibie, Presiden Gusdur, Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudhoyono sampai kepada pemerintahan Joko Widodo sama-sama punya kontribusi yang tak bisa disepelekan dalam perjalanan bangsa.

"Keberhasilan selama reformasi tak bisa diklaim oleh satu pemerintahan saja. Tapi itu adalah hasil kolektif semuanya yang berkelanjutan," kata Yenny di Acara Refleksi 20 tahun Reformasi di Grand Sahid Jakarta, Senin (21/5).

Untuk itu berkaitan dengan jelang memasuki tahun politik jelang pemilu serentak 2019, Yenny mengimbau semua pihak terlebih pendukung salah satu pemeritahan agar tidak saling hujat dan klaim keberhasilan. Masing-masing era pemerintahan kata Yenny punya fokus dan prioritas yang berbeda sehingga tak dapat dibandingkan satu sama lain.

Yenny menyebut pemerintahan Habibie berjuang untuk mewujudkan kemerdekaan pers dan menjaga keutuhan negara serta memulihkan kondisi ekonomi pasca tumbangnya Presiden Soeharto.

Pemerintahan Gusdur kata Yenny sangat berjasa untuk membenahi birokrasi negara dan menjaga eksistensi NKRI di mata dunia dengan seringnya Gusdur melakukan lawatan ke luar negeri.

Sementara selama 10 tahum SBY di mata Yenny adalah masa kestabilan keamanan dan kondisi ekonomi Indonesia di mana tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar lima sampai enam persen pertahun.

Kemudian di zaman Jokowi kata dia lebih banyak mensinergikan antara pusat dan daerah. Pemerintahan Jokowi menggencarkan infrastruktur hampir merata di daerah-daerah.

"Gak perlu gontok-gontokan. Tantangan kita bersama adalah mulai terkikisnya kedaulatan negara. Perusahaan besar berkuasa lewati batas negara," ujar Yenny.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement