Ahad 20 May 2018 08:12 WIB

Silaturahim Kang Uu di Pangandaran

Diminta bantuan alat kerja hingga masalah banjir.

Cawagub Jabar Kang Uu di Pangandaran
Cawagub Jabar Kang Uu di Pangandaran

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN--Di bulan Ramadhan, Calon Wagub nomor urut 1, Uu Ruzhanul Ulum terus bersilaturahim dengan warga. Ketika berkunjung ke Pasar Ciganjeng dan pengrajin makanan ringan di Ciganjeng, Padaherang, Pangandaran, Kang Uu, sapaan akrab Bupati Tasikmalaya dua periode ini dicurhati masalah alat kerja hingga banjir. 

 

Hj. Oom, 65, pengusaha makanan tradisional yang memproduksi rengginang gulung, kue bolu, dan sagon ini meminta agar Kang Uu memperhatika para pengrajin. “Alat kerja kami masih manual. Pengeringan rengginang hanya mengandalkan matahari, kami butuh alat pengering,” kata nenek yang merintis usahanya sejak tahun 1980 saat ditemui Kang Uu di Ciganjeng, Sabtu, (19/5) dalam rilis.

 

Menurut dia, penganan tradisionalnya banyak diminati sebagai buah tangan. Selain dijual di Pangandaran, Tasikmalaya, Ciamis, dan Banjar, penganannya juga dijual hingga ke Cirebon, Jawa Timur, hingga Bali. “Pedagang seminggu sekali ambil barang ke sini. Lumayan omsetnya seminggu Rp 10 juta. Tapi kami tetap minta dibantu alat produksi,” kata nenek Oom yang memiliki 20 karyawan ini. 

 

Sementara itu,  KH. Ahmad Suhendi,  tokoh masyarakat di Desa Sindangwangi, Padaherang Pangandaran mengungkapkan bahwa, wilayah Padaherang sering kebanjiran. “Kalau hujan besar di Tasikmaya dan Ciamis, maka Padaherang pasti banjir. Kalau kemarau sering kekeringan, sehingga petani sering kesulitan air,” kata Ketua MUI Kecamatan  Padaherang, Pangandaran ini. 

 

Karena itu, Ahmad berharap ada Jabar di bahwa kepemimpinan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum kelak dapat memberikan solusi. Misalnya dengan membuat tanggul  dan sodetan  Sungai  Citanduy. 

 

“Gara-gara banjir, setahun kami panen 1 kali, kalau kemarau panen hanya sekali. Bahkan sudah 2 tahun, gara-gara kemarau panen hanya 1 kali,” ucap Ahmad. 

 

Tak hanya itu,  saat panen, hasil pertanian seringkali dihargai murah. Padahal ongkos produksi mahal, sehingga petani pun selalu dirugikan. ”Satu biji kelapa dihargai Rp 700 sedangkan pisang kalau panen harganya Rp 1000 per kg,” ujarnya. 

 

Beruntung, kata Ahmad, ada pengrajin sale pisang di Desa Mangunjaya, Kecamatan Mangunjaya  mengolah pisang menjadi penganan sale sehingga harganya bisa naik 2 kali lipat. 

 

Mendengar masalah tersebut, Kang Uu mengatakan untuk solusi perajin, Rindu punya program ekonomi berkelanjutan. Artinya, Pemerintah memperhatikan para UKM dengan memberikan pelatihan peningkatan produk, packaging, hingga marketing digital. 

 

“Perajin ini memiliki produk yang bagus, hanya packaging-nya masih sederhana. Nanti dilatih untuk dibagusin. Akses informasi ke pameran juga harus dibuka agar produknya dikenal,” kata Kang Uu. 

 

Terkait masalah banjir, Kang Uu menjelaskan bahwa Rindu memiliki program Gerbang Desa yakni, program irigasi dan air bersih. Melalui irigasi, maka pasokan air bisa diatur untuk pertanian. “Jika kesulitan air saat kemarau, Rindu juga punya program Infus, yakni menanam dengan tetesan air. Di China tanam melon berhasil, kenapa tidak dilakukan di Pangandaran,” ujarnya. 

 

Keluhan harga komoditas turun saat panen, menurut Kang Uu, itu masalah klasik yang sering dihadapi petani. Karena itu perlu ada solusi, yakni dengan mengolah komoditi tersebut. Misalnya kelapa diolah menjadi nata de coco atau dibuat minyak.  “Sehingga nilai jualnya tinggi karena ada nilai tambah,” ujar Kang Uu.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement