REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri mengamankan seorang warga di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Warga tersebutdiduga terlibat jaringan teror, yang terjadi akhir-akhir ini.
Tim bersenjata lengkap diketahui mendatangi rumah yang ada di Dusun Plemahan, Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Kamis sore. Petugas dikabarkan mengamankan seorang pria yang berinisial NK, yang tinggal di rumah itu.
Ketika dikonfirmasi, Wakapolres Jombang Kompol Edith Yuswo Widodo membenarkan adanya tim Densus 88 yang melaksanakan tugas di Kabupaten Jombang. Namun, pihaknya hanya membantu pengamanan saja.
"Kami hanya melakukan pengamanan saja. Informasinya ada satu yang diamankan. Belum tahu juga terkait aksi teror yang mana," katanya kepada wartawan.
Sementara itu, Kepala Dusun Plemahan Sudarsono (43) mengatakan, petugas memang sempat menggeledah isi ruangan di rumah NK tersebut. Namun, ia mengaku tidak terlalu mengenal yang bersangkutan. Dirinya hanya tahu bahwa NK adalah penjual pisang.
"Orangnya (NK) pendiam. Dia berprofesi sebagai penjual pisang," kata dia.
Dalam penggeledahan tersebut, selain mengamankan NK, petugas juga diketahui membawa sejumlah barang seperti samurai, telepon seluler, serta sebuah buku bertuliskan Arab. Penjagaan juga dilakukan dengan ketat. Masyarakat yang hendak mendekat tidak diizinkan.
Penggeledahan dilakukan dengan cepat. Hingga pukul 15.22 WIB, aparat kepolisian bersenjata lengkap masih berjaga di lokasi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecam keras aksi terorisme pada tiga gereja di Surabaya yang dinilainya sungguh biadab dan di luar batas kemanusiaan, karena telah menimbulkan korban masyarakat, anggota kepolisian, dan anak-anak yang tidak berdosa.
Presiden mengungkapkan terorisme adalah kejahatan kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Semua ajaran agama menolak terorisme apapun alasannya. Presiden juga sudah meminta aparat untuk mengusut tuntas jaringan pelaku teror.
Presiden juga mengajak semua anggota masyarakat untuk bersama-sama memerangi terorisme dan radikalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan dan kebinekaan.
Berikut video pernyataan Presiden Joko Widodo: