Kamis 17 May 2018 17:42 WIB

Eks Anggota ISIS Disebut Menyebar di Bali, Ini Kata Pangdam

Pangdam Udayana mengerahkan pasukan untuk memastikan Bali aman dari terorisme.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Petugas Brimob Polda Bali berjaga saat Misa di Gereja Katedral, Denpasar, Bali, Minggu (13/5). Pengamanan sejumlah Gereja di wilayah Bali diperketat pasca ledakan bom di tiga gereja di Surabaya.
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
[ilustrasi] Petugas Brimob Polda Bali berjaga saat Misa di Gereja Katedral, Denpasar, Bali, Minggu (13/5). Pengamanan sejumlah Gereja di wilayah Bali diperketat pasca ledakan bom di tiga gereja di Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pangdam IX/ Udayana, Mayjen TNI Benny Susianto mengerahkan segenap pasukan wilayah dan satuan tempur untuk memastikan Bali aman dari aksi terorisme. Meskipun, mantan Pangdam Udayana, Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak tahun lalu menyebutkan, tak kurang dari 50 anggota dan mantan anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyebar di Bali.

"Utamanya kami ingin menghidupkan kembali di tengah masyarakat segala bentuk tindakan preventif. Jika masyarakat sudah peduli, tamu yang datang dengan niat baik tidak akan terganggu, sedangkan tamu yang datang dengan niat tak baik akan merasa terganggu dan takut," kata Benny kepada Republika, Kamis (17/5).

Lebih dari lima ribu pasukan dikerahkan ke luar dan ke dalam Bali, termasuk di dalamnya pengamanan pangkalan militer dan pintu-pintu masuk menuju Bali, seperti pelabuhan dan bandar udara. Benny menegaskan, sejauh ini hasil pengamatan intelijen menyampaikan Bali aman.

"Bali aman dan kita akan terus membaca situasi," katanya.

Benny mengatakan pihaknya tidak bisa memberitahukan perkembangan terkini tentang pernyataan pendahulunya tersebut, namun pihaknya menggandeng seluruh pihak untuk mengambil langkah-langkah preventif. Pihaknya sudah bertemu dengan Kapolda Bali dan tokoh-tokoh masyarakat serta agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali untuk menyosialisasikan kembali wajib lapor 1x24 jam, khususnya di wilayah Denpasar dan Badung.

"Bali ini masyarakatnya cukup heterogen dan Bali adalah jendela Indonesia di mata dunia," katanya.

Mantan Wakil Komandan Jenderal (Wadanjen) Akademi TNI ini mengingatkan, masyarakat juga perlu menggali kecerdasan intelijennya untuk menggali perkembangan yang terjadi di wilayahnya. Kecerdasan intelijen ini diterapkan pada tamu-tamu yang datang dengan tetap menerapkan prosedur wajib lapor.

Sebelumnya, telah terjadi ledakan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada Ahad (13/5). Tiga gereja tersebut diantaranya Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Surabaya di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna. Dan pada Senin (14/5) bom bunuh diri kembali terjadi di pintu masuk Mapolrestabes Surabaya.

photo
Rangkaian Teror Bom Surabaya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement