Selasa 15 May 2018 17:29 WIB

Kekeringan Mulai Landa Kabupaten Indramayu

Sebanyak 10 desa di Kecamatan Kandanghaur mengalami kekeringan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Kekeringan. Ilustrasi
Foto: Foxnews
Kekeringan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Memasuki awal musim tanam gadu (kemarau) 2018, kekeringan sudah melanda sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu. Kondisi kekeringan itu di antaranya terjadi di sepuluh desa di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.

Adapun sepuluh desa tersebut, yakni Desa Karanganyar,Curug, Ilir, Bulak, Pranti,  EretanKulon, Parean Girang, Karangmulya, Wirapanjunan, dan Wirakanan.

''Ada ribuan hektare,'' kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono, kepada Republika.co.id, Selasa (15/5).

Waryono menyebutkan, tanaman padi di sepuluh desa itu rata-rata baru berumur seminggu sampai sepuluh hari. Namun, kebanyakan masih berupa persemaian.

Waryono mengatakan, selain hujan yang kini sudah jarang, kekeringan juga terjadi karena ketiadaan air di saluran irigasi. Bahkan, keringnya saluran irigasi tersebut membuat petani tak bisa melakukan upaya pompanisasi.

''Mau nyedot air gimana, di saluran irigasinya juga tidak ada air,'' kata Waryono.

Waryono mengakui,  sudah ada Kesepakatan Bersama tentang Pembagian Debit Air Daerah Irigasi Bendung Rentang yang dikeluarkan BBWS Cimanuk-Cisanggarung. Dalam kesepakatan bersama yang dihasilkan dari rapat koordinasi sejumlah pihak terkait pada 11 Mei 2018 itu diatur tentang penjadwalan air untuk tiga kabupaten, yakni Kabupaten Indramayu, Cirebon, dan Majalengka.

''Kesepakatan itu memang sudah jalan. Tapi yang jadi persoalan, daerah hulunya juga kering,'' kata Waryono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement