REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengutuk teror bom yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur maupun kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob, Depok. Jusuf Kalla menilai, aparat Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus menindak tegas pelaku teror tersebut.
"Tentu kita semua mau marah dan mengutuk apa yang terjadi dalam minggu ini, teror bom di Surabaya dan juga yang terjadi di Depok, ini dibutuhkan kesiapan dan juga tindakan tegas dari aparat keamanan, polisi dan TNI," ujar Jusuf Kalla dalam pidatonya di acara Global Forum Asian Games 2018 di Hotel Atlet Century, Senayan, Selasa (15/5).
Jusuf Kalla menyampaikan duka cita yang mendalam kepada seluruh korban teror bom di Surabaya, dan kerusuhan di Mako Brimob Polri, Depok. Dia juga menyayangkan bahwa pelaku pemboman di Surabaya melibatkan anak-anak. Menurutnya, hal ini berpotensi dapat merusak generasi muda bangsa.
"Kita tentunya sangat menyayangkan karena anak-anak dilibatkan, jadi bagaimana hebatnya cuci otaknya dilaksanakan, itu yang merusak seluruh bangsa ini," kata Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla mengatakan, antisipasi teror tidak hanya dilakukan oleh aparat kemanan saja namun juga masyarakat. Oleh karena itu, dia mengimbau agar masyarakat dapat memberikan informasi kepada petugas keamanan jika melihat orang-orang di sekitarnya yang mencurigakan.
"Dibutuhkan informasi dari masyarakat apapun yang bisa diperoleh, yang bisa menghentikan ataupun mengawasi orang-orang yang mempunyai sifat yang sangat tercela itu," ujar Jusuf Kalla.
Dalam sambutannya, Jusuf Kalla mengajak seluruh peserta seminar untuk mendoakan para korban teror bom di Surabaya. Jusuf Kalla menyatakan, bom bunuh diri tersebut dilakukan bukan semata-mata untuk mendapatkan uang maupun jabatan.
Namun mereka melakukannya dengan harapan bisa langsung masuk surga. Jusuf Kalla mengatakan dengan tegas bahwa membunuh orang tidak bersalah ancamannya bukan surga, melainkan neraka.
"Saya ingin meyakinkan bahwa masuk surga tidak mungkin diperoleh semudah itu, membunuh orang tidak bersalah pasti ujungnya masuk neraka," kata Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla berharap ada kerja sama dari masyarakat, polisi dan TNI untuk mengantisipasi teror bom. Sebab, teror bom ini korbannya adalah masyarakat.