REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Perum Bulog Divre Sumatra Barat melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi lonjakan harga jelang Ramadhan. Salah satunya dengan mendatangkan 41 ton daging kerbau beku untuk menambah ketersediaan daging di pasaran.
Daging kerbau beku akan dijual sesuai aturan pemerintah, yakni di angka Rp 80 ribu per kilogram (kg). Diharapkan, pasokan daging beku bisa meredam risiko lonjakan harga daging sapi segar yang kini bertahan di level Rp 120 ribu per kg. "Kalau respons masyarakat bagus, permintaan banyak, pekan depan akan kami datangkan lagi dalam volume yang lebih besar," jelas Kadivre Bulog Sumbar, Suharto Djabar, Senin (14/5).
Petugas Badan urusan logistik (Bulog) menyusun daging kerbau beku impor dari India . (ilustrasi)
Ia menambahkan, pasokan daging kerbau beku merupakan upaya pemerintah untuk menyediakan opsi selain daging sapi segar yang harganya lebih mahal. Apalagi memasuki bulan puasa, diyakini permintaan daging akan naik. Bila pasokan tak dijaga maka harganya ikut meroket.
"Daging kerbau ini pilihan ya, bagi yang punya keinginan untuk peroleh daging tapi uang kurang mencukupi, maka Bulog hadir sebagai penyeimbang dengan harga Rp 80 ribu per kg," katanya.
Selain daging, Bulog juga memastikan ketersediaan komoditas pokok lainnya aman selama puasa hingga Lebaran 1439 H nanti. Komoditas beras misalnya, Bulog Sumbar masih memiliki pasokan 9.000 ton di gudang.
Angka ini akan ditambah 9.000 ton lagi di awal puasa, hingga jumlah pasokan menjadi 18 ribu ton. Angka ini diyakini aman untuk menutup kebutuhan masyarakat Sumbar terhadap beras hingga enam bulan ke depan.
Sedangkan untuk gula, Bulog memastikan memiliki dua ribu ton pasokan. Nantinya, gula Bulog akan dikemas dalam ukuran 50 kg dan satu kg untuk dijual di pasaran, dengan batas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.500 per kg. Suharto berharap, adanya pasokan bahan makanan pokok yang mencukupi bisa menekan risiko kelangkaaan bahan pangan di tengah masyarakat selama Ramadhan hingga Lebaran.