Kamis 10 May 2018 10:50 WIB

Warga Sumbar Peduli pada Negara Konflik

Kuartal pertama 2018, donasi warga Sumbar untuk Palestina sudah tembus Rp 200 juta

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Bendera Indonesia dan ACT di tengah aksi protes ratusan ribu warga Gaza, Palestina.
Foto: ACT
Bendera Indonesia dan ACT di tengah aksi protes ratusan ribu warga Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Perhatian masyarakat Minangkabau terhadap negara-negara Islam yang mengalami konflik masih cukup tinggi. Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) mencatat, sepanjang kuartal pertama 2018 saja, donasi yang terkumpul dari masyarakat Sumatra Barat untuk Palestina sudah tembus Rp 200 juta. Selain ke Palestina, bantuan juga disalurkan ke negara-negara konflik lainnya termasuk Suriah dan Myanmar, serta Bangladesh dengan adanya etnis Rohingya.

Kepala Cabang ACT Sumbar, Fadhli Septaviandra, mengatakan bahwa kepedulian masyarakat Sumbar untuk terus menyalurkan bantuannya terhadap Muslim di belahan dunia lain dan wilayah-wilayah terpencil di pelosok Indonesia bisa meningkat seiring momentum Ramadhan dan Lebaran yang semakin dekat.

"Ramadhan ini, ACT Insya Allah memiliki Kapal Ramadhan yang akan menyalurkan paket pangan ke tepian negeri, termasuk Mentawai," jelas Fadhli di Padang, Rabu (9/5).

Selama Ramadhan 1439 H nanti, ACT juga akan menyalurkan donasi dari masyarakat Indonesia ke sejumlah negara Muslim lainnya, seperti Yaman, Somalia, Kashmir, dan Mongolia.

ACT selama ini memang fokus untuk meringankan beban masyarakat yang hidupnya didera konflik. Di Palestina misalnya, ACT membangun masjid dan menyediakan tangki air bersih dengan mobil, obat-obatan, dan bahan makanan. Seluruh proses pembangunan tersebut didanai bantuan dari warga Indonesia, termasuk masyarakat Sumbar.

"Sumbar sudah tegas mendukung kemerdekaan Palestina dan negara Islam lainnya yang terlibat konflik, hal ini sesuai dengan amanat dalam konstitusi dasar negara," katanya.

Sementara itu, Duta ACT Fauzi Badilla mengatakan keadaan masyarakat Suriah yang mengungsi di daerah perbatasan antara Turki dan Suriah cukup memprihatinkan dan depresi akibat kehilangan tempat tingga hingga anggota keluarga.

"Saya baru saja pulang dari sana, dan cukup terguncang melihat kondisi mereka yang serba kekurangan," katanya.

Fauzi berharap masyarakat Indonesia terus konsisten membela dan mendukung saudara-saudara di sana sehingga bisa terbebas dari konflik dan bisa hidup dengan nyaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement