Selasa 08 May 2018 20:54 WIB

Pengamat: Jokowi Butuh Cawapres dari Kalangan Religius

Pangi mengatakan jika disandingkan dengan Moeldoko, keduanya sama-sama nasionalis.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bilal Ramadhan
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago berpandangan, mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Moeldoko ‎kurang cocok jika disandingkan menjadi calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo (Jokowi). Hal ini seiring dengan santernya nama Moeldoko yang kemungkinan bisa menjadi cawapres Jokowi.

Pasalnya, kata Pangi, Kepala Staf Kepresidenan itu memiliki karakteristik yang sama dengan Jokowi, yakni nasionalis. ‎Pangi khawatir segmen pemilih kedua tokoh akan cenderung sama di Pilpres 2019.

"Segmen pemilih Moeldoko hampir mirip dengan pemili‎h Jokowi, nasionalis. Idealnya adalah nasionalis-religius, itu dua segmen pemilih yang berbeda," kata Pangi, akhir pekan lalu.

Menurut Pangi, modal untuk menjadi cawapres Jokowi harus memiliki elektabilitas yang dapat mendongrak sang pejawat. Selain itu, cawapres Jokowi harus memiliki partai di belakangnya.

"Nah Moeldoko apakah bisa ‎memenuhi semua kriteria tersebut?," tanya Pangi.

‎Sejauh ini, sudah ada delapan partai yang resmi mengusung Jokowi untuk Pilpres 2019. Kedelapan partai tersebut, yakni PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura, PPP, PSI, Perindo, dan PKPI. Namun memang, hingga saat ini belum ada sosok yang dipilih‎ Jokowi untuk mendampinginya sebagai cawapres pada 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement