REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inisiator gerakan #2019GantiPresiden yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) Mardani Ali Sera meminta maaf terhadap insiden pada car free day (CFD) pekan lalu. Kejadian kemarin menjadi pelajaran bagi pihaknya bersama.
"Kemarin kami tidak terlibat, tapi itu mungkin bagian dari relawan kami. Kami mohon maaf," kata Mardani kepada wartawan selepas aksi #2019GanatiPresiden di dekat Patung Kuda, Jakarta, Ahad (6/5).
Mardani mengatakan, prinsip perjuangannya jangan sampai mengganggu orang-orang yang beraktivitas di CFD. "Prinsip perjuangan kita tertib, bersih, dan santun, tidak boleh mengganggu kawan-kawan CFD yang mau lewat karena kita ingin wujudkan ketertiban. Bagaimana mau mengurus negara kalau kita tidak tertib?" ungkap Mardani.
Mardani menegaskan bahwa gerakannya murni aspirasi rakyat dan bukan pertemuan politik. Memang pihaknya membuat konsep ini bukan pertemuan politik, ini aspirasi rakyat, ini bukan aktivitas politik, ini aktivitas aspirasi rakyat.
"Kalau PKS tanya Pak Sohibul Imam (Ketua Umum PKS), saya sekarang bukan orang PKS, posisi saya sekarang insiator gerakan #2019GantiPresiden, pertanyaan PKS tanya Pak Sohibul Imam," kata Mardani kepada wartawan setelah acara.
Dalam acara itu, Mardani juga membagikan buku petunjuk #2019GantiPresiden. Buku ini menjelaskan do and don't, apa yang bisa dilakukan para sukarelawan dan apa yang tidak boleh. Contoh yang tidak boleh adalah memprovokasi.
"Menyebarkan hoaks, hate speech tidak boleh, yang boleh pendidikan politik, diskusi politik, membahas kondisi aktual ,itu boleh, silaturahim itu boleh," kata Mardani menambahkan.
Menurut Mardani, dana gerakan itu hanya sekitar Rp 40 juta yang berasal dari urunan tim. Ia sudah membuat sistem bagaimana sukarelawan tertata dengan baik, bagaimana pesannya tertata dengan baik, bagaimana sesudah deklarasi ini bermanfaat untuk negeri, bukan merusak untuk negeri.
Ia menilai bahwa gerakan itu tidak bernuasa kampanye dan hanya gerakan untuk mendidik masyarakat mengenai pemilihan presiden (pilpres) 2019. Ia juga akan fokus mendidik masyarakat untuk cinta negeri ini dengan memikirkan pilpres 2019 karena pilpres penting, strategis, dan fundamental.
"Pilihlah yang terbaik untuk itu kami challenge Pak Jokowi pada 2019 tidak jadi presiden kalau tidak memenuhi kriteria pelaksanaan Pancasila di negeri ini," ujar Mardani menambahkan.
Ada sekitar 300 orang massa berkumpul di lokasi tersebut dengan membawa atribut kaos, topi, pin, selempang bendera, dan barang lainnya yang bertuliskan #2019GantiPresiden. Barang-barang itu dijual puluhan penjual yang menggelar dagangannya di trotoar dan jalan sekitar lokasi.