Jumat 04 May 2018 10:22 WIB

AHY tak Ingin Spekulasi Soal Pencapresan

AHY memahami realitas politik, yakni pencapresan ada 2019 membutuhkan koalisi.

Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) didampingi Ketua DPD Partai Demokrat Banten Iti Oktavia (kanan) menyampaikan pidato politik saat Konsolidasi dan Pelantikan Pengurus Partai Demokrat Banten di Serang, Kamis (19/4).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) didampingi Ketua DPD Partai Demokrat Banten Iti Oktavia (kanan) menyampaikan pidato politik saat Konsolidasi dan Pelantikan Pengurus Partai Demokrat Banten di Serang, Kamis (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BAUBAU -- Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan tidak ingin berspekulasi terlalu jauh soal pencalonan untuk pemilihan presiden (pilpres 2019). "Saya tidak tahu hanya Allah SWT dan sejarah yang dapat menentukan AHY harus kembali masuk dalam sebuah kompetisi politik atau tidak," tutur AHY di Baubau, Jumat (4/5).

AHY mengatakan dia saat ini fokus mempersiapkan diri guna berkontribusi dan mempunyai peran yang lebih besar kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut AHY kontribusi dan peran dan peran yang lebih besar kepada masyarakat, bangsa, dan negara, tidak melulu diartikan bahwa segala sesuatunya dikonversi menjadi jabatan politik tertentu. 

"Saya ingin berperan, tetapi kalau rakyat tentunya memiliki harapan dan ekspektasi, kami dengarkan, tetapi tentunya kami juga harus paham dengan realitas politik," ujarnya.

Terkait realitas politik, suami dari Annisa Pohan itu mengatakan, dalam konteks pilpres 2019, ada parliamentary threshold sebesar 20 persen yang harus dipenuhi dalam mengusung calon presiden. "Artinya tidak ada satu parpol pun di Indonesia yang memiliki tiket 20 persen untuk bisa mengusung secara langsung kader-kader terbaiknya sebagai capres dan cawapres," katanya.

Oleh karena itu, dia mengatakan, koalisi merupakan keniscayaan atau keharusan yang perlu dibangun berdasarkan visi misi dan platform yang benar-benar ditujukan untuk rakyat. "Kami Partai Demokrat tentunya ingin berkomunikasi dan membuka dialog dengan parpol lainnya agar terbangun koalisi yang benar-benar berdasarkan rasa saling percaya, saling menghormati, menghargai dan memiliki kesamaan visi," ujarnya.

Ia menambahkan, kunjungan atau lawatannya ke berbagai daerah di Nusantara karena ingin memotret secara langsung permasalahan dan aspirasi rakyat. Dia mengatakan banyak rakyat yang menghadapi persoalan kompleks.

"Dalam enam bulan terakhir ini saya mengunjungi 21 provinsi dan ratusan kabupaten/kota karena saya ingin menyalami... Bagi saya itu adalah proses yang harus saya lakukan dalam rangka mempersiapkan diri," ujar putra sulung mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Kehadiran Agus Harimurti Yudhoyono di Kota Baubau untuk mengikuti kampanye akbar/terbuka pasangan calon Gubernur-Cawagub Sulawesi Tenggara Rusda Mahmud-LM Sjafei Kahar.

Selain menghadiri kampanye di Kota Baubau, AHY pada Jumat (4/5) dijadwalkan memberi kuliah umum di kampus IAIN Kendari dan temu kader se-Sultra. 

Hasil survei Indikator Politik Indonesia menyatakan Ketua Komando Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi kandidat yang mendapat dukungan paling banyak sebagai cawapres Jokowi. AHY mengungguli 10 nama lainnya dengan angka dukungan 22,4 persen. 

Sepuluh nama lainnya, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani, mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan pengusaha Chairul Tanjung. Mantan ketua Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Gunawan, Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, tokoh Muhammadiyah Dien Syamsuddin, Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko, Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie.

Bahkan, nama AHY juga masuk dalam kandidat yang mendapat dukungan sebagai cawapres Prabowo Subianto. Keterpilihan AHY sebagai cawapres mencapai 10,8 persen dan hanya kalah dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 15,1 persen. Bahkan, elektabilitas AHY mengungguli Gatot Nurmantyo dengan 10,1 persen. 

Baca Juga: AHY Bisa Dampingi Jokowi atau Prabowo, Ini Respons Demokrat

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement