REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno enggan mencampuri lebih jauh urusan hukum terkait meninggalnya dua anak saat kegiatan bagi-bagi sembako di Monas pada Sabtu (28/4) lalu. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian jika memang ada unsur pidana di dalamnya.
"Kita perlu lihat juga dari segi hukumnya seperti apa, sanksinya kita serahkan kepada aparat hukum," katanya di Jakarta, Selasa (1/5).
Pemprov DKI, kata Sandi, saat ini fokus kepada penanganan dua korban yang meninggal. Selain itu juga rehabilitasi Monas yang rusak akibat kegiatan. Sandi mengaku kerusakan Monas tak besar dan panitia menyatakan berkomitmen membantu perbaikan.
Sandi menyebut panitia telah meminta maaf atas peristiwa yang terjadi pada Sabtu lalu. Ia menyebut panitia menyatakan penyesalannya atas peristiwa yang terjadi. Kejadian ini, kata Sandi, menjadi evaluasi agar berhati-hati dalam menyelenggarakan acara besar di Monas.
"Tiap kegiatan memiliki satu tingkat kedisiplinan yang tinggi. Karena mereka izinnya itu adalah tari, tapi menyusupkan membagi sembako gratis yang akhirnya menjadi fatal sekali," ujarnya
Sandi menyesalkan kegiatan 'Untukmu Indonesia' yang berimbas terhadap meninggalnya dua korban. Korban meninggal adalah warga Pademangan, Jakarta Utara dan keduanya masih berusia anak-anak.
Korban pertama yakni MJ yang berusia 12 tahun. Sementara satunya RS yang masih berusia 10 tahun. Keduanya warga Pademangan yang harus kehilangan nyawa karena berdesak-desakan.
Sementara Panitia Forum Untukmu Indonesia (FUI) mengakui adanya miskomunikasi dalam pelaksanaan acara membagi- bagikan sembako di Monas, Sabtu (28/4), lalu yang berujung hilangnya nyawa dua anak kecil. Ketua Panitia FUI Dave Santoso mengatakan sejak awal pihaknya telah mengajukan izin untuk melaksanakan seluruh kegiatan, termasuk pasar murah. Untuk pasar murah, pihaknya telah membagi- bagikan kupon untuk masyarakat. Namun belakangan panitia baru mengetahui kalau dalam Peraturan Gubernur terdapat larangan berjualan di Monas, sehingga pihak panitia beralih membagi- bagikan secara gratis.
"Tengah- tengah (acara) kami ditegur, dihimbau secara lisan. Seharusnya ada surat, secara tertulis yang bisa jadi landasan kita. Jadi kami lakukan dengan pertimbangan kalau ini tidak dilaksanakan nanti jadi dampaknya akan lebih luas. Takutnya chaos," kata Dave.
Mengenai kedua anak kecil yang menjadi korban, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Namun, menurut Dave, panitia telah berkunjung ke rumah korban dan menyatakan belasungkawa. "Mereka sudah menyatakan ikhlas dan tidak ingin memperpanjang. Di luar mereka korban atau bukan. Biar nanti polisi yang menjelaskan hasil penyelidikan," katanya.